DI saat peningkatan populasi penyakit ginjal yang luar biasa di Indonesia, Anda pun perlu waspada terhadap gangguan kesehatan yang satu ini. Mengetahui jenis penyakit ginjal jadi hal penting agar bisa menghindari risiko penyakit tersebut.
Peningkatan populasi penyakit ginjal sangat signifikan pertahun-nya, dimana rata-rata penyakit ini dipantik dari penyakit hipertensi dan diabetes. Menurut Prof. Rully MA. Roesli, MD, PhD, FINASIM seorang ahli penyakit dalam dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam RS. Cipto Mangunkusumo, kondisi ini tak boleh dibiarkan dan mengalir begitu saja. Pasalnya penyakit ini bisa menurunkan secara drastis kualitas hidup seseorang, biaya terapi dialisisnya relatif mahal yang sebenarnya hanya memperlambat atau menghentikan perkembangan gagal ginjal ke tahap lima. Maka, jalan terbaik untuk masuk lebih dalam pada risiko ialah pencegahan sejak dini.
Ia menambahkan, agar masyarakat lebih peduli terhadap ancaman ini, tak ada salahnya Anda mengenali lebih dalam penyakit ini. Sebab, banyak masyarakat yang tak mengetahui secara pasti dan jelas penyakit ginjal ini. Mereka hanya mengerti bila penyakit ginjal gagal merupakan satu bentuk yaitu kerusakan fungsi ginjal saja. Padahal diagnosa penyakit gagal ginjal ini bermacam-macam dan mirisnya lebih banyak diketahui bila seseorang sudah menderita penyakit ini.
Lantas, apa saja jenis-jenis diagnosa dari penyakit gagal ginjal itu?
"Gagal ginjal akut atau GGA ialah diagnosa penyakit ginjal jenis pertama, dimana secara medis seseorang mengalami penurunan fungsi ginjal yang terjadi mendadak pada ginjal yang sebelumnya dalam keadaan normal. Kemudian, pada beberapa kasus penanganan pengobatannya ialah dengan mengambil terapi dialisis (pencucian darah),"katanya dalam acara yang bertema Pelayanan Kesehatan yang Efektif dan Efisien pada Kasus Gagal Ginjal di Hotel Manhattan, Kuningan- Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Setelah Gagal Ginjal Akut, sambung Prof. Rully, penyakit gagal ginjal jenis kedua ialah Gagal Ginjal Kronik (GGK) yang memiliki banyak tahap-tahapan berdasarkan tingkat keparahan yakni tahap satu, dua, tiga sampai dengan empat. Pada jenis GGK ini kerusakan ginjal sudah lebih dari tiga bulan, yang mulanya ditemukan struktur histopatologi pada ginjal mengalami kerusakan fungsional yakni kelainan tes darah dan tes urin. Lalu pasien memiliki hasil LFG (Laju Filtrasi Glomerulus) di bawah 60 ml/mnt/1,73m2 sudah lebih dari tiga bulan.
Kemudian pada tahap lima dari gagal ginjal kronis ini ialah Gagal Ginjal Terminal dimana fungsi ginjal sudah sangat menurun atau memiliki hasil LFG di bawah 15 ml/mnt/ 1,73 m2 sehingga terjadi uremia (gangguan pada keping darah) dan pasien harus melakukan terapi ginjal sebagai pengganti untuk mengambil alih fungsi ginjal dalam mengeliminasi toksin (zat beracun) dalam tubuh.
Ada pula gagal ginjal akut pada GGK (Gagal Ginjal Akut) yang merupakan jenis keempat dari diagnosa penyakit gagal ginjal. Pada tahap ini kontrol gaya hidup amat penting untuk mencegah kondisi tubuh yang lebih fatal. Kendati demikian, kata Prof. Rully, jauh lebih penting dan berharga dari itu ialah satu ons pencegahan dibandingkan satu kilo pengobatan.
"Gagal ginjal akut merupakan episode akut lanjutan dari gagal ginjal kronik yang sebelumnya kesehatan tubuhnya pasien tadinya stabil. Di samping itu, pasien pada beberapa kasus ini perlu dilakukan terapi dialisis ( pencucian darah) untuk mengganti fungsi ginjal yang rusak agar kesehatan tubuhnya kembali lagi dan pasien tetap bisa mempertahankan hidup," tutupnya. (ind)