Created on Sunday, 30 June 2013 14:30 Published Date
Jakarta, GATRAnews - Sebanyak 44 camat dan 267 lurah se-DKI Jakarta tiba-tiba saja diinstruksikan melakukan test urine oleh Basuki Tjahaja Purnama. Sebelumnya pejabat yang baru dilantik itu, hanya menjadi diskusi panel bertajuk Peran Jajaran Pemprov DKI Jakarta Dalam Mendukung Program Rehabilitasi Penyalahguna Narkoba.
"Saya mohon sekarang kepada BNN untuk melakukan tes urin pada semua lurah dan camat, deh. Semuanya tes bareng, siapa tahu ada yang khilaf semalam," ungkap Wakil Gubernur DKI di Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Minggu (30/6) pagi.
Basuki (Ahok) mengaku sengaja tidak membeberkan rencana tes urine kepada lurah dan camat. Pasalnya, jika disebutkan akan melakukan test urine, ada kemungkinan lurah dan camat tidak menghadiri acara diskusi pagi ini.
"Mendadak dan spontan saja. Saya ini kan ngomong dulu baru mikir. Sebelum sidak ke warganya, sidak ke lurah camat dulu. Ini kan bentuk sebuah kepedulian juga," lanjut Ahok.
Jika terbukti melakukan lurah dan camat bersangkutan harus meletakan jabatannya itu. Namun tidak akan dipenjarkan, melainkan menjalani rehabilitasi untuk menyembuhkan kecanduan dari barang haram tersebut.
Sementara itu, pengedar narkoba, dikatakan Ahok tak bisa diampuni dosa-dosanya dan harus menjadi musuh masyarakat. Basuki berharap diskusi narkoba tersebut dapat menjadikan masyarakat lebih peduli kepada permasalahan obat-obat terlarang.
"Mereka semua itu bukan musuh kita. Mereka itu justru korban. Karena menurut BNN, pintu tobat dibukakan sampai tiga kali, baru dikenakan pidana," pungkasnya.
Sementara itu, Humas BNN Sumirat Dwiyanto mengatakan tes urine narkoba dengan cepat akan langsung diketahui hasilnya. Setelah mendapatkan hasilnya, BNN pun akan memberikan laporan hasil tes urine kepada pihak eksekutif Pemprov DKI untuk ditindaklanjuti. (*/Zak)
Berita Lainnya :