Pengungsi Suriah diperkirakan mencapai 1,5 juta yang tersebar di Yordania, Irak, Turki, dan Lebanon.
Situasi kemanusiaan akibat konflik di Suriah bisa berubah menjadi yang terburuk pada abad ini kecuali masyarakat internasional bisa segera mengatasi konflik tersebut.
Hal ini dikatakan Andi Wijaya, presiden Komite Hukum Kemanusiaan Internasional, di sela-sela mengunjungi kamp pengungsi Suriah di Yordania, hari Rabu (26/06).
"Di Yordania saja jumlah pengungsi mencapai 500.000 orang. Ini tentunya bencana kemanusiaan yang luar biasa dengan jumlah sebesar ini," kata Andi yang berada di satu kamp pengungsi di dekat perbatasan Yordania-Suriah.
"Kami berharap anggota parlemen di seluruh dunia yang tergabung di IPU (Inter-Parliamentary Union) mendesak pemerintah masing-masing untuk berkontribusi secara nyata membantu para pengungsi ini," jelas Andi.
Berbagai kalangan mengatakan jumlah pengungsi Suriah mencapai sekitar 1,5 juta orang, tersebar antara lain di Yordania, Lebanon, Turki, dan Irak.
"Di forum tersebut kami akan mendesak seluruh negara untuk berperan aktif menyelesaikan konflik di Suriah."
Mereka meninggalkan Suriah untuk menghindari perang saudara yang pecah sejak Maret 2011, tak lama setelah terjadi gerakan menuntut demokrasi di Dunia Arab, yang lebih dikenal dengan Arab Spring.
Andi mengunjungi kamp yang menurutnya dihuni antara 120.000 hingga 200.000 pengungsi Suriah.
"Kami mendapat penjelasan dari UNHCR (Badan Pengungsi PBB), WFP (Program Pangan Dunia), dan UNICEF (Badan Anak-anak PBB) yang mengatakan kalau pemerintah di seluruh dunia tidak turun membantu, maka akan terjadi bencana kemanusiaan yang luar biasa, yang terbesar pada abad ini," katanya.
Andi bersama Komite Hukum Kemanusiaan Internasional melakukan tugas pencarian fakta yang hasilnya dipaparkan di sidang IPU di Jenewa, Swiss, pada Oktober 2013.
"Di forum tersebut kami akan mendesak seluruh negara untuk berperan aktif menyelesaikan konflik di Suriah," katanya.
