Pages

Selasa, 04 Juni 2013

BBCIndonesia.com | Berita
// via fulltextrssfeed.com
Mogok di Tanjung Priok rugikan pengusaha
Jun 4th 2013, 08:08

ilustrasi antrian turk

Antrian panjang sejumlah truk yang keluar masuk dari sejumlah pelabuhan seperti di Pelabuhan Tanjung Priok kerap terjadi.

Kalangan pengusaha menyesalkan berlanjutnya konflik di sejumlah pelabuhan bongkar muat di kota-kota besar di Indonesia menyusul mogoknya pengusaha angkutan pelabuhan di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (04/06) kemarin.

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Thomas Darmawan mengatakan pemogokan di pelabuhan sering kali membuat rugi dan bingung para pengusaha, baik kalangan importir, eksportir maupun pedagang antar pulau.

"Ekspor terganggu, impor terganggu, perdagangan antar pulau juga terganggu, terlebih lagi makanan dan minuman karena tidak semua bahan baku bisa disimpan dalam waktu yang lama," kata Thomas ketika dihubungi oleh BBC Indonesia melalui telepon, Selasa (04/06).

Menurutnya, selama ini pemerintah seringkali menerapkan kebijakan yang kontroversial terkait dengan pelabuhan di Indonesia. Ia mencontohkan peristiwa ketika Departemen Pertanian hanya membolehkan impor buah-buahan dari pelabuhan tertentu yang berjarak jauh dari pusat kota.

"Ini mengakibatkan Indonesia menjadi negara dengan biaya ekonomi cukup tinggi."

Aktivitas di pelabuhan bongkar muat peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta Utara, kembali normal setelah pengusaha angkutan anggota Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) menggelar aksi mogok.

Meski demikian, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) yang mewadahi Angsuspel, Sudirman, mengatakan berakhirnya aksi mogok hari ini bukan berarti aksi tidak akan berlanjut.

Pengusaha angkutan memutuskan menghentikan mogok karena tak ada reaksi dari PT Pelindo II- operator pelabuhan-yang menjadi sasaran aksi tersebut.

"Rencana minggu depan (mogok lagi) tadinya kami rencanakan hari Kamis (06/06) tapi karena ada hari libur jadi kami tunda mogok lagi minggu depan," kata Sudirman.

Mereka melakukan aksi tersebut setelah menuding Pelindo berupaya melebarkan sayapnya dengan melakukan bisnis di pelabuhan lewat anak usahanya dan mengancam kepentingan anggota Organda dan sejumlah asosiasi lain.

Terdapat sekitar 18.000 truk pengangkut milik 430 perusahaan yang tergabung dalam Angsuspel yang diklaim melakukan aksi mogok awal pekan ini.

"Mereka lakukan mogok ya sudah biarkan saja. Yang rugi mereka sendiri."

Kerugian akibat pemogokan ini, seperti diklaim oleh sejumlah pengusaha, diklaim mencapai Rp2 triliun per hari, termasuk potensi kerugian akibat efek lanjutan aksi pemogokan itu.

Direktur Utama PT Pelindo II, Richard Joost Lino mengatakan mengatakan pemogokan tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaann milik negara itu.

Menurutnya kegiatan bongkar muat di pelabuhan Tanjung Priok berlangsung seperti biasa. Tetapi karena tidak ada truk untuk mengangkut ke luar kegiatan pengangkutan berkurang sekitar 60% dibanding hari normal.

"Saya bilang sama mereka dan saya bikin tertulis bahwa truk itu bukan bisnis kita dan kita tidak ada interest sama sekali untuk investasi itu," kata Lino.

"Mereka lakukan mogok ya sudah biarkan saja. Yang rugi mereka sendiri, karena apa, yang mereka sakiti itu customer-nya sendiri karena pelabuhan (Pelindo) tidak ada rugi apa-apa."

Lino juga mengatakan bahwa Pelindo telah mengeluarkan surat edaran kepada asosiasi pengusaha yang isinya penegasan isu monopoli transportasi pelabuhan tidak benar.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions