ONTARIO – Air tertua di dunia yang diyakini berusia sekira 1,5 miliar tahun ditemukan tim peneliti di sebuah daerah pertambangan di Ontario, Kanada. Mereka memperkirakan air tersebut terletak sekira 2,4 kilometer di bawah permukaan Bumi.
"Komposisi isotop yang mereka lihat dalam sampel ini sangat aneh. Untuk saat ini, saya dapat menyimpulkan sementara bahwa air tersebut terperangkap di dalam kerak bumi selama 1,5 miliar tahun lamanya," ujar seorang ahli geokimia, Pete Burnard.
Dilansir Softpedia, Minggu (19/5/2013), fakta bahwa air ini telah terperangkap selama miliaran tahun di bawah tanah tanpa pernah terkontaminasi udara luar, membuat para peneliti meyakini bahwa kandungan kimia yang terdapat pada air ini dapat memberikan penjelasan baru mengenai awal kehidupan di dunia.
"Kami menemukan sebuah sistem fluida yang saling berhubungan di dalam galian tambang yang mengkristal selama miliaran tahun. Kami yakin temuan ini mampu mendukung kehidupan awal manusia di Bumi," kata seorang profesor dari University of Manchester, Chris Ballentine.
Bukan hanya itu, yang lebih mengejutkannya lagi, mereka menemukan bebatuan di sekitar kawasan air ini memiliki kemiripan dengan yang ditemukan di Mars beberapa waktu lalu. Meski masih dalam penyelidikan lebih lanjut, tetapi temuan ini mampu menyegarkan semangat para ilmuwan untuk terus menggali informasi mengenai ketersediaan air untuk kehidupan di planet merah.
"Temuan kami ini penting bagi para peneliti untuk dapat memahami asal usul kehidupan termasuk kehidupan di lingkungan ekstrim yuang ada di planet lain. Selain itu, kami juga dapat mempelajari bagaimana mikroba berkembang dalam ruangan yang terisolasi seperti ini," imbuhnya.
Analisis awal menunjukkan, air ini memiliki kandungan yang sangat kaya akan metana dan hydrogen terlarut, serta berbagai bentuk helium, neon, argon dan xenon di dalamnya. Besar kemungkinan bahwa air ini dapat menopang kehidupan mikroba. (amr)