Robert Bales berencana mengaku bersalah untuk menghindari hukuman mati.
Seorang tentara Amerika Serikat yang dituduh membunuh 16 warga sipil Afghanistan dalam dua peristiwa tahun lalu akan mengaku bersalah untuk menghindari hukuman mati, demikian seperti dikatakan pengacara.
Staf Sersan Robert Bales akan membuat permohonan dalam sidang pada tanggal 5 Juni mendatang.
Dia meninggalkan sebuah pos Amerika Serikat di provinsi Kandahar pada dini hari, 11 Maret 2012, dan menyerang dua desa di dekatnya. Kebanyakan korban adalah perempuan dan anak-anak.
Anggota keluarga dari mereka yang tewas mengatakan kepada kantor berita Associated Press mereka marah akan kemungkinan bahwa Bales mungkin tidak mati.
"Untuk hal yang satu ini, kita akan membunuh 100 tentara Amerika," kata Mohammed Wazir, yang memiliki 11 anggota keluarga tewas, termasuk ibu dan anak perempuan berusia dua tahun.
"Hukuman penjara tidak memiliki arti apa-apa," ujar Jan, yang istri dan tiga kerabat lainnya tewas dalam pembantaian itu, mengatakan kepada AP.
"Saya tahu kita tidak memiliki kekuatan sekarang. Tapi saya akan menjadi lebih kuat, dan jika ia tidak digantung, saya akan balas dendam."
Pengacara Bales mengatakan kliennya menyesali pembunuhan tersebut, tetapi tidak akan membahas rincian tentang apa yang akan dikatakan Bales kepada hakim di persidangan.
Pengacaranya, John Henry Browne, menggambarkan Bales "menggila" pada malam serangan.
Selain 16 orang dibunuh, enam warga Afghanistan terluka.
Tujuh belas korban adalah perempuan dan anak-anak, dan banyak dari mereka ditembak di kepala. Beberapa mayat menumpuk dan dibakar.
Sersan tim pembela Bales 'mengatakan mereka menilai tentara itu tidak akan mampu membuktikan klaim kegilaan atau kurangnya kapasitas mental.'
Sebelumnya, Bales yang Klik dituntut hukuman mati ini, Klik mengaku lupa akan peristiwa penembakan tersebut.