Pages

Kamis, 23 Mei 2013

KOMPAS.com
News and Service // via fulltextrssfeed.com
Polisi Bantah Pemukul Wartawan Anak Jenderal
May 23rd 2013, 04:55

Polisi Bantah Pemukul Wartawan Anak JenderalKOMPAS/WISNU WIDIANTORO Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto.

JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya membantah adanya anak Jenderal yang terlibat aksi pemukulan wartawan saat terjadi perselisihan antara wartawan dengan mahasiswa Trisakti pada unjuk rasa peringatan tragedi Mei 1998 di Istana Merdeka, Rabu (22/5/2013). Salah satu mahasiswa Trisakti yang terlibat keributan kemarin, Muhammad Adinal menyebut dirinya sebagai anak Brigadir Jenderal (Brigjen).

"Tidak ada informasi itu ya. Yang jelas, orang-orangnya sudah jelas, Sukron dari wartawan, Muhammad Adinal dari mahasiswa," kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, di Mapolda Metro Jaya, Kamis (23/5/2013).

Rikwanto membenarkan adanya keributan antar mahasiswa dan wartawan dalam aksi unjuk rasa kemarin. Menurutnya, peristiwa berawal dari mahasiswa yang tidak suka dengan wartawan yang melakukan kegiatan peliputan saat berlangsungnya unjuk rasa. Mahasiswa tidak senang awak media mengambil gambar saat terjadinya keributan internal dari kubu mahasiswa saat itu.

"Mahasiswa tidak suka dengan liputan tersebut, sehingga menghardik dan terjadi pemukulan. Dalam prosesnya ada yang menarik, ada yang membela dan lain-lain, sehingga si mahasiswa juga ikut ada yang kena pukul," ujar Rikwanto.

Atas perselisihan tersebut, lanjutnya, kedua pihak, baik itu Sukron yang merupakan kontributor Sindo TV dan juga Adinal dari pihak mahasiswa Trisakti melaporkan kejadian itu di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polda Metro Jaya, Rabu malamnya.

Sebelumnya diberitakan, aksi pemukulan tersebut terjadi karena ada gesekan antarmahasiswa yang berdemo di Jalan Medan Merdeka Utara. Melihat gesekan tersebut, wartawan Sindo TV, Sukron langsung mengambil gambar keributan.

Melihat pertengkarannya diliput oleh awak media, oknum mahasiswa yang tidak terima langsung mengejar Sukron. Awak media lainnya sempat berusaha untuk mencegah, tetapi wartawan yang kalah jumlah memilih untuk mundur. Tak pelak Sukron menjadi bulan-bulanan mahasiswa Trisakti.

Demonstrasi itu sendiri dilakukan oleh ratusan mahasiswa Trisakti di depan Istana Merdeka. Mereka menuntut Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengusut tuntas kasus penembakan empat mahasiswa Trisakti di dalam kampusnya pada Mei 1998. Mahasiswa membubarkan diri sekitar pukul 19.30 WIB dengan menggunakan bus.

Editor :

Ana Shofiana Syatiri

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions