Pages

Sabtu, 25 Mei 2013

GATRANEWS - KLIK GATRA BARU BICARA
GATRANEWS, Berita Politik dalam dan Luar Negeri // via fulltextrssfeed.com
Sukotjo Beberkan nama para "Pemalak" di Mabes Polri
May 24th 2013, 17:11

Created on Friday, 24 May 2013 21:55 Published Date

Jakarta, GATRAnews - Direktur PT Inovasi Teknologi Indonesia (ITI), Sukotjo S Bambang, mengaku kerap dimintai dana miliar rupiah oleh anggota Polri terkait pengadaan proyek simulator Surat Izin Mengemudi (SIM) di Korlantas Pori. Pengakuan Sukotjo tersebut disampaikan saat bersaksi untuk terdakwa Irjen Pol Djoko Susilo di ruang sidang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta Selatan, Jumat, (24/5). Sukotjo mengaku pernah beberapa kali mengeluarkan dana miliaran rupiah kepada sejumlah anggota Polri, termasuk Irjen Djoko.

Permintaan itu dimulai pada 13 Januari 2011, melalui Direktur PT Citra Mandiri Metalindo Abadi (CMMA), Budi Susanto untuk mentransfer uang sebesar Rp 8 miliar untuk keperluan TNKB (Tanda Nomor Kendaraan Bermotor), tetapi Budi tidak menyebut atas perintah siapa. "Lalu, saya diminta lagi antar Rp 2 miliar oleh Budi kepada Djoko Susilo. Saya serahkan dan diterima oleh Sekpri terdakwa, Erna," ucapnya.

Kemudian, pada 14 Januari 2011, AKBP Teddy Rusmawan kembali meminta kepada Budi untuk memberikan uang Rp 7 miliar untuk Primkoppol atas permintaan Djoko Susilo, kemudian Budi meminta uang tersebut kepada Sukotjo. "Perintah Rp 7 miliar ke Primkoppol Polri. Dalam percakapannya, Pak Budi sebut untuk Pak Takor (Djoko Susilo), itu minta dikirim 7 miliar," bebernya. Permintaan Teddy itu dilakukan ketika posisinya saat mereka tengah dalam satu ruangan, hingga akhirnya, Sukotjo mentransfer dana sebesar Rp 7 miliar ke Primkoppol Polri.

Tak berhenti sampai di situ, pada 17 Januari 2011, Sukotjo kembali mengaku diminta mentranfer dana sebesar Rp 1,5 miliar oleh Budi ke kantornya PT CMMA. Pada 26 Januari 2011, dia kembali diminta transfer uang oleh Budi sebesar Rp 1 miliar untuk diberikan kepada seseorang bernama Surito dan Mulyadi sebesar Rp 3 miliar. "Delapan belas 18 Februari 2011, mentransfer Rp 2 miliar lagi ke Mulyadi, untuk proyek, dalam hal itu untuk proyek driving simulator (pemahaman saya)," ungkapnya.

Pada hari yang sama, Budi terus meminta uang kepada Sukotjo. Kali ini, dia meminta Rp 4 miliar, dan hanya menjelaskan kalau ada suatu keperluan. Pada 25 Februari 2011, pihaknya kembali diminta transfer uang Rp 1 miliar ke Mulyadi. "Pada 8 Maret 2011, diminta Rp 150 juta untuk tim Irwasum Polri untuk keperluan audit driving simulator R4. Pengadaan driving R4 dilakukan audit, karena anggarannya melebihi Rp 100 miliar, maka dilakukan audit oleh Mabes Polri. Untuk memuluskan proses, supaya tim bisa memuluskan agar pemenangnya PT CMMA, Kasih nya duit cash ke Kompol Endah," bebernya.

Pemberian kepada tim Irwasum masih terus dilakukan, pasalnya pada 9 Maret 2011, pada saat di pabrik Budi Susanto, di sana, Budi meminta uang sebesar Rp 50 juta untuk diberikan kepada ketua tim audit Irwasum lagi, yakni I Gusti Ketut Gunawan.

Pada 14 Maret, Budi kembali meminta uang Rp 500 juta, bersama dengan Teddy. Uang itu juga akan diberikan kepada tim pre audit "Mereka bilang untuk tim audit Pak Wahyu. Di hari yang sama, Budi dan Teddy minta Rp 1 miliar, supaya proyek ini tetap lancar kita kasih lagi ke pak Fajar (ketua Irwasum)," tandasnya seraya menambahkan, melalui Fajar, uang juga diberikan kepada mantan Waka Korlantas Brigjen Pol Didik Purnomo.

Sukotjo semakin bersemangat membeberkan aliran uang ke sejumlah anggota Polri. Ia mengatakan, kembali ada penyerahan uang kepada tim Wasdal Driving Simulator setiap kali akan melakukan pemeriksaan ke pabriknya di Bandung. Untuk tim Aasdal R2 sudah datang sekira empat kali, sedangkan R4 baru sekali datang. "Saya kasih uang jalan berkisar tergantung pangkat, tapi rata-rata Rp 2,5-15 juta. Seingat saya, tanggal 16 Juli ada Wasdal R4, di sini dipimpin oleh Budi Setyadi, Wisnu Budaya, Suryatim, dan lainnya saya lupa," ucapnya.

Dalam pengurusan dokumen, pihaknya juga mengaku bekerja sama dengan I Nyoman Suhartini selaku Staf Bagian Perencanaan dan Adminitrasi Korlantas. Dia disebut Sukotjo kerap meminta uang. "Bahasanya, 'Bos sudah capek nih malam ini butuh tambah darah' Kisarannya biasa saya kasih Rp 10 juta, biasanya saya kasih ke I nyoman," pungkasnya. Adapun sejumlah dana miliaran yang diberikan kepada sejumlah anggota Polri itu diakui Sukotjo berasal dari PT ITI dan pinjaman BNI 46. (IS)

Berita Lainnya :

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions