Created on Sunday, 29 September 2013 18:41 Published Date
Jakarta, GATRAnews - Jika Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Cornelis dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan membantah telah menodongkan senjata, namun tidak demikian dengan Jhony Jinku, seorang warga Kampung Bodok, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar).
Kepada wartawan di sebuah cafe bilangan Jakarta Pusat, Minggu, (29/9/2013), Jhony mengaku menjadi korban dugaan tindak pidana penganiayaan, pengeroyokan, intimidasi, teror, serta perbuatan melawan hukum lainnya yang dilakukan Gubernur Cornelis dan rombongannya.
Menurutnya, kejadian tersebut saat dirinya bersama sejumlah temannya sedang minum kopi di sebuah warung kopi di daerah pasar Parindu, Bodok, Sanggau, Kalimantan Barat. Kemudian, Gubernur Cornelis dan rombongannya melintas warung tersebut.
" Ada rombongan Pak Gubernur lewat dan salah satu teman tanya, yang mana mobil pak Gubernur?, lalu saya menunjuknya," tutur Jhony.
Setelah menunjukan mobil gubernur kepada temannya, tiba-tiba rombongan itu berhenti dan seorang ajudan Gubernur Cornelis mendatanginya. "Apa kau tunjuk-tunjuk, ada masalah?" kata Jhony menirukan ucapan pengawal.
Tak hanya bertanya apa maksud menunjuk mobil sang majikannya, pengawal tersebut memukul bagian dagu Jhony. Karena merasa tak terima atas pukulan tersebut, Jhony pun mendebatnya. "Memang ada larangan jika menunjuk mobil seorang gubernur," tanya Jhony kepada Ajudan itu.
Perselisihan yang tak kunjung kelar membuat Cornellis turun dari mobil untuk mengetahui masalahnya. Ketika turun, kata Jhony, Cornelis sempat menunjukan senjata api yang disangkut dipinggangnya dan menyiramkan segelas air kopi ke mukanya.
Atas insiden yang dialaminya, Jhony kembali mempertanyakan aksi yang dilakukan Gubernur Cornelis dan pengawalnya. Pasalnya, hanya sekedar menunjuk mobil orang nomor satu di Kalbar tersebut dirinya mengalami aksi pemukulan, disiram air kopi, dan ditakut-takuti dengan pistol. (IS)
Berita Lainnya :