Sebagian besar pengungsi Suriah berada di Lebanon, Yordania, Turki dan Irak.
Badan Urusan Pengungsi PBB (UNHCR) mengatakan krisis pengungsi Suriah berkembang begitu cepatnya sehingga melebihi tingkat operasi bantuan yang didanai komunitas internasional.
Kepastian itu disampaikan oleh juru bicara UNHCR Adrian Edwards. Dia mengatakan sejauh ini PBB baru menerima setengah dari jumlah bantuan yang diminta.
"Para donatur sebenarnya cukup bermurah hati, tetapi persoalan yang muncul adalah krisis ini berkembang lebih cepat dibanding jumlah dana yang diterima," kata Adrian Edwards dalam wawancara dengan BBC.
Sejumlah negara tetangga Suriah memerlukan bantuan segera guna menangani kedatangan sekitar dua juta pengungsi.
"Beberapa negara mungkin memerlukan bantuan lebih besar, mereka mungkin memerlukan dukungan anggaran langsung, sebagian negara memerlukan dukungan pembangunan darurat misalnya kesehatan, pendidikan, perumahan, penyediaan air dan lain sebagainya," tambah Edwards.
"Komisioner Tinggi PBB untuk pengungsi akan meminta dukungan bagi negara-negara penerima pengungsi termasuk dukungan anggaran langsung dan tentu saja bantuan lain seperti layanan kesehatan, infrastruktur dan proyek-proyek lain."
Sebagian besar dari dua juta orang yang melarikan diri dari perang di Suriah saat ini berada di Lebanon, Yordania, Turki dan Irak. Besarnya jumlah pengungsi, menurut UNHCR, mengancam stabilitas politik dan sosial di kawasan.
Masalah pengungsi akan dibahas dalam pertemuan antara para menteri luar negeri negara-negara tetangga Suriah dan para pejabat UNHCR di Jenewa hari ini (30/09).
Mereka dijadwalkan akan meminta bantuan keuangan dari donatur Eropa dan Amerika Serikat.
"Komisioner Tinggi PBB untuk pengungsi akan meminta dukungan bagi negara-negara penerima pengungsi termasuk dukungan anggaran langsung dan tentu saja bantuan lain seperti layanan kesehatan, infrastruktur dan proyek-proyek lain," kata juru bicara UNHCR di Yordania, Peter Kessler.
Di antara menteri luar negeri yang direncanakan hadir dalam pertemuan di Jenewa adalah menteri luar negeri Lebanon, Yordania, Turki, dan Irak.