
Al Bayda ditinggalkan penduduknya setelah mengalami serangan pasukan pemerintah.
Para aktivis oposisi di Suriah mengatakan mereka mendokumentasikan kematian lebih 200 orang dalam salah satu kasus pembantaian terburuk perang saudara.
Di antara orang-orang yang dibantai terdapat anak-anak dan perempuan. Tuduhan ini terkait operasi militer pemerintah di dua kawasan, Banias dan Al Bayda.
Awal bulan ini pemerintah mengatakan pasukan membunuh para teroris di dua kawasan tersebut.
Namun rekaman video dan kesaksian para saksi mata tampak mendukung klaim bahwa kawasan Al Bayda dan Banias menjadi tempat salah satu pembantaian terburuk dalam konflik di Suriah sejauh ini.
Menurut media pemberintah, pasukan pemerintah membunuh 40 teroris tetapi para aktivis menegaskan serangan dilakukan secara membabi buta.

Warga menggelar unjuk rasa di Banias guna menentang operasi pasukan pemerintah.
Wartawan BBC Ian Pannell melaporkan ratusan kepala keluarga melarikan diri dari rumah mereka.
"Sebagian dari mereka memberikan kesaksian tentang pengalaman mereka," lapor Pannell.
"Terdapat jasad-jasad yang dipenggal dan dipotong di mana-mana. Rumah-rumah terbakar dan warga yang berada di dalamnya turut terbakar," kata seorang warga, Om Ahmed, 25.
"Ada satu keluarga dengan seluruh anggotanya tewas, dibantai di satu rumah," katanya.
Ian Pannell melaporkan muncul kekhawatiran bahwa apa yang disebut oposisi sebagai pembantaian ini merupakan bagian dari pola sektarian di Suriah yang mengancam tatanan sosial dan stabilitas kawasan.