SAHAM DAN VALAS
Rabu, 13 November 2013 06:34 wib
Silvia Ramadhani - Okezone
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
JAKARTA - Perbaikan data-data ekonomi makro di Amerika Serikat (AS) dikhawatirkan akan membuat the Federal Reserve memangkas stimulus moneternya. Akibatnya, gejolak di pasar keuangan dan pasar saham pun akan terjadi.
Pengamat ekonomi Lucky Bayu mengatakan, Indonesia masih memiliki potensi besar untuk menggeliatkan kembali perekonomiannya. Menurutnya, hal tersebut dapat terjadi jika pemerintah mau bekerja keras untuk menjaga kestabilan arus ekspor dan impor.
"Ke depannya nanti Rupiah dan pasar saham akan tertekan, harga komoditi menguat, demikian pula dengan status ekspor dan impor," kepada Okezone di Jakarta, Selasa (12/11/2013).
"Di sinilah, pemerintah harus sungguh-sungguh melakukan intervensi ekspor dan impor, karena tanpa ini negara kita tidak akan bisa mendapat devisa," tambahnya.
Menurut Bayu, hal lain yang menimbulkan sentimen negatif di pasar adalah laporan keuangan AS di akhir tahun ini. Dia menilai, musim laporan keuangan di AS dapat memberikan sentimen negatif.
"Praktis sekarang juga kita berada di November, sebentar lagi natal dan tahun baru," pungkasnya.
()
Berita Selengkapnya Klik di Sini