Pages

Jumat, 15 November 2013

Sindikasi welcomepage.okezone.com
Berita-berita Okezone pada kanal welcomepage // via fulltextrssfeed.com 
2013 Ski and Snowboard gear is on sale now.

Get ready for Spring with new arrivals and wake gear. Shop today.
From our sponsors
Catatan Kehidupan Jakarta Tempo Dulu
Nov 15th 2013, 04:11

Jum'at, 15 November 2013 11:11 wib

Judul Buku : Batavia: Kisah Kapten Woodes Rogers & dr. Strehler
Penulis    : Frieda Amran
Penerbit: Kompas
Cetakan    : Oktober, 2012
Tebal : xiv+114 halaman
ISBN : 978-979-709-674-8


Kisah seputar sejarah Ibu Kota Negara kita ini seperti tiada habisnya. Banyak sekali cerita yang tersimpan dari tokoh-tokoh yang selama ini tidak kita kenal. Berbagai peristiwa tokoh-tokoh tersebut telah mewarnai kehidupan Batavia (Jakarta) zaman dahulu.

Termasuk dalam tokoh-tokoh yang tidak kita kenal adalah Kapten Woodes dan dr. Strehler. Woodes adalah adalah seorang kapten kapal dari Inggris. Dia menulis buku harian yang rinci dan deskriptif mengenai petualangannya memimpin armada kapal yang ditugaskan menyerang kapal-kapal Spanyol di Samudera Pasifik. Sedangkan dr. Strehler seorang dokter berbangsa Jerman yang bekerja sebagai tenaga medis di sebuah kapal Belanda yang berlayar bolak-balik ke Hindia Belanda (Indonesia).

Buku setebal 114 halaman ini berisi cerita-cerita tentang Batavia sebagaimana yang tercatat dalam buku harian mereka. Terdapat berbagai kisah yang menggambarkan masa awal pembangunan Batavia, cerita tentang Kampoeng Tjina, Passer Baroe, serta gaya hidup dan suasana malam minggu di kota yang indah pada awal abad ke-19.

Membaca buku ini, kita mengtahui tentang penataan kota Batavia zaman dahulu. Jakarta yang dahulu dikenal sebagai Jacatra atau Batavia pada awal abad ke-17 merupakan pemukiman yang terlindung dan dikelilingi oleh tembok batu. Peta tentang Batavia, dahulu hanyalah digunakan sebagai ilustrasi untuk tulisan mengenai Batavia, berbeda dengan peta-peta kontemporer dari Google Earth  dan Global Positioning System (GPS) yang digunakan untuk memudahkan orang mencari jalan.

Di kota Batavia juga terdapat bangunan yang didirikan khusus untuk menampung dan "menjinakkan" wanita-wanita liar dan binal. Tempat tersebut dinamakan spinhuis, artinya rumah pintal. Di tempat ini para wanita yang dianggap binal dan liar ditugasjan untuk menenun kain. Ada anggapan bahwa pekerjaan tersebut untuk memenuhi kebutuhan produksi kota Batavia. Perlu diakui bahwa perlakuan tersebut adalah kebijakan yang sangat baik bagi para narapidana. Selain itu, ada usaha untuk memperbaiki sifat dan perilaku yang jahat bagi para terpidana dengan adanya kebaktian-kebaktian khusus pada hari minggu.
 
Dalam catatan hariannya, dr. Strehler tidak menyebut penduduk pribumi di Batavia sebagai orang Betawi, karena pada waktu itu golongan etnis Betawi dianggap belum ada. Pada umumnya, orang-orang Jawa di Batavia mengenakan pakaian yang sangat sederhana. Termasuk pula gaya hidupnya. Mereka bekerja sebagai petani, cukup puas dengan makanan yang terdiri dari nasi, sayur, sambal pedas dengan ikan asin atau ikan segar. Gambaran dr. Strehler mengenai pribumi di Batavia sangat etnosentris dan stereotipikal: ramah, sederhana, dan rajin bekerja, tetapi tidak berinisiatif, lamban, dan emosional (hal. 54-57).

Ada hal unik dari kehidupan masyarakat Batavia zaman dahulu. Waktu itu, pijat-memijat merupakan sebuah keahlian tersendiri. Ada beberapa istilah untuk pijat-memijat kala itu. Pidjit, adalah memberi tekanan-tekanan halus pada lengan, kaki, punggung, leher, dan kepala. Sapoe-sapoe, gosokan-gosokan halus dengan telapak tangan. Tjowit, yaitu cubitan-cubitan kecil di kulit. Ramas, yaitu menarik jari-jari kaki dan tangan hingga berderak. Semua istilah di atas merupakan satu rangkaian yang dilakukan ketika pijat-memijat.

Buku ini sangat cocok untuk memperluas pengetahuan Anda tentang warisan kebudayaan Jakarta. Namun, terdapat berbagai kesalahan pengetikan kata dalam buku ini. Misalnya, dalam halaman 27 kata "kit" seharusnya "kita", halaman 44-45 kata yatim-piatu ditulis tidak konsisten (ada yang ditulis Yatim-Piatu, Yatim Piatu, dan yatim-piatu),

Terlepas dari kekurangan di atas, buku ini mampu mengajak kita bertualang ke alam masa lalu yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Dengan sajian cerita-cerita ringan bergaya bahasa yang mudah dicerna, penulis mampu mengajak kita membaca sejarah tanpa sedang dibebani tugas membaca karya ilmiah kesejarahan. Disertakan pula berbagai ilustrasi menarik yang membuat buku ini tidak membosankan. Bagi Anda yang memiliki kepedulian terhadap warisan kebudayaan Nusantara, buku ini wajib dibaca! Selamat membaca!!

Peresensi: Lu'ayyin
Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang


(//mbs)

RESENSI »

Catatan Kehidupan Jakarta Tempo Dulu
Catatan Kehidupan Jakarta Tempo Dulu

Kisah seputar sejarah Ibu Kota Negara kita ini seperti tiada habisnya. Banyak sekali cerita yang tersimpan dari tokoh-tokoh yang selama ini tidak kita kenal. Berbagai peristiwa tokoh-tokoh tersebut telah mewarnai kehidupan Batavia (Jakarta) zaman dahulu.

SUARA KEBON SIRIH »

"Road to Brasil" Bersama Okezone
<i> Bersama Okezone">

PERHELATAN turnamen sepakbola paling akbar di dunia atau Piala Dunia baru akan dilangsung tahun depan.

CATATAN REDAKSI »

Soal Macet, Nyali Jakarta Dinantikan
Soal Macet, Nyali Jakarta Dinantikan

KETIKA Anda ditanya soal kemacetan, sudah pasti pikiran tertuju ke Jakarta. Ibu Kota Republik Indonesia ini selalui dihantui kemacetan saat waktu sibuk seperti pagi dan sore hari.

ETALASE »

Nemui-Nyimah, Falsafah Orang Lampung dalam Bertetangga
Nemui-Nyimah, Falsafah Orang Lampung dalam Bertetangga

Burhanuddin (60) masih ingat benar kejadian sekira 50 tahun lalu. Saat itu kampungnya di Kecamatan Pakuanratu, Kabupaten Waykanan, Lampung, tiba-tiba kedatangan puluhan orang tidak dikenal.

OPINI »

Muhammad Ibrahim Hamdani
MPR, dari Wazi' Menjadi Lembaga Tinggi Negara
MPR, dari Wazi' Menjadi Lembaga Tinggi Negara

Pasca-reformasi tahun 1998 yang telah mengakibatkan tumbangnya rezim Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Kedua Republik Indonesia (RI), H. Muhammad Soeharto (1967-1997), telah terjadi empat kali amandemen terhadap Undang-Undang Dasar (UUD) Negara RI Tahun 1945.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions