JAKARTA – Perjuangan tim nasional (timnas) Indonesia bersaing di Pra Piala Asia (PPA) 2015 Grup C dipastikan tertutup. Kandasnya perjuangan Boaz Salossa dkk setelah dipaksa
menyerah lewat gol tunggal Wu Lei pada masa perpanjangan waktu babak pertama, saat dijamu China di Shaanxi Poviance Jiaodaruisen Stadium, Xi'am, tadi malam.
Pil pahit memang harus ditelan timnas Garuda, saat dijamu Team Dragon, julukan timnas China. Hasil minor yang terpaksa dialami timnas Indonesia, tidak mampu mendongkrak posisi tim besutan Jacksen F Tiago dari dasar klasemen sementara Grup C. Dimana sejauh ini baru mampu mengoleksi satu poin.
Raihan angka itu pun, dipastikan tidak mampu menolong timnas Indonesia untuk terus bersaing dengan tiga tim lainnya. Walaupun sebenarnya, timnas Indonesia masih memiliki dua pertandingan sisa di Grup C. Yaitu saat menjamu Irak, Selasa (19/11), dan dipartai pamungkas dijamu Arab Saudi di Prince Abdullah al-Faisal Stadium, Jeddah, 6 Maret 2014.
Dari klasemen sementara, Arab Saudi yang dijadwalkan berhadapan dengan Irak, kokoh diklasemen sementara Grup C dengan raihan sembilan poin. Adapun kemenangan yang diraih China dari timnas Garuda, mendongkrak posisi Team Dragon keperingkat kedua klasemen sementara dengan tujuh poin, dan disusul Irak dengan catatan tiga angka.
"Saya akui jika permainan kami dibabak pertama tidak sebaik saat berlaga dibabak kedua. Karena kami mencoba untuk merubah permainan pada babak kedua. Sayang sekali, kami tidak mampu mencetak gol untuk menyamakan kedudukan pada babak kedua," ungkap Jacksen, selepas pertandingan.
Jacksen pun mengakui, jika China mampu tampil lebih baik dibandingkan dengan pertemuan kedua tim sebelumnya. Pelatih yang sukses bersama Persipura Jayapura ini pun mengaku, jika anak-anak asuhnya tidak tampil seperti yang diharapkannya pada paruh pertama jalannya pertandingan. Dimana berbagai kesalahan masih kerap terjadi.
"China bermain lebih baik ketimbang timnas Indonesia. Dan pemain pun cenderung tidak tampil enjoy dibabak pertama, itu menjadi kendala tersendiri bagi kami. Hal itu pula yang membuat tim seolah tampil tidak percaya diri," terang pelatih kelahiran Rio de Janeiro, Brasil, 45 tahun silam tersebut.
Walau harus menelan kekalagan dari China, perjuangan timnas Indonesia tetap mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Permainan timnas Garuda yang mampu menunjukan perlawanan saat dijamu Team Dragon, juga datang dari mantan pelatih timnas Indonesia Nil Maizar.
Pelatih yang sempat menukangi timnas Indonesia diajang Piala AFF 2012 di Malaysia itu melihat, gol yang bersarang digawang timnas Indonesia yang dikawal I Made Wirawan, hanya memanfaatkan dari hilangnya konsentrasi barisan pertahanan timnas Indonesia. Tapi secara keseluruhan timnas Garuda dimatanya, telah menunjukan perlawanan yang cukup keras.
"Saya melihat timnas Indonesia telah bermain bagus dalam pertandingan tersebut. Strategi yang diterapkan Jacksen juga sangat baik menurut saya. Dan gol yang terjadi pun saya kira, hanya dari kehilangan konsentrasi sepersekian detik saja. Sayang sekali memang itu harus terjadi," ungkap Nil, saat dihubungi KORAN SINDO, tadi malam.
"Sementara disisa dua pertandingan selanjutnya, timnas Indonesia harus tetap tampil maksimal. Timnas Indonesia tidak boleh begitu saja menyerah, walau peluang sendiri sebenarnya sudah dipastikan tertutup untuk terus bersaing. Apalagi sudah tidak ada lagi tekanan di dua pertandingan sisa," lanjutnya.
Apa yang disampaikan Nil memang cukup berasalan. Walau timnas Garuda harus menelan kekalahan ketiganya dipersaingan Grup C, perlawanan yang cukup keras terutama dibabak kedua berhasil dipertontonkan timnas Indonesia. Walau suhu dingin dan tekanan dari suporter tim tuan rumah cukup berpengaruh dipertandingan tersebut.
Beberapa peluang untuk bisa menyamakan kedudukan, sempat didapatkan timnas Indonesia. Seperti peluan-peluang yang didapatkan Boaz, Titus Bonai, dan Zulham Zamrun yang baru masuk pada peruh kedua jalannya pertandingan. Walau memang harus diakui, tembok pertahanan Team Dragon masih terlalu sulit untuk diterus para pemain depan timnas Garuda.
(Decky Irawan Jasri/Koran SI/min)