Davis juga dikenal dalam peran sebagai ibu dalam film semi kartun, Stuart Little.
Untuk pertama kalinya Badan urusan perempuan PBB akan menjalin kerjasama dengan aktris pemenang penghargaan Piala Oscar, Geena Davis, dalam rangka sebuah studi global tentang bagaimana penggambaran dan penempatan perempuan dalam film keluarga.
Lakshmi Puri, yang bertindak selaku kepala Badan Urusan Perempuan PBB (UN Women), mengatakan studi ini akan menjadi yang pertama kalinya di dunia dengan tema keterwakilan gender dalam film, yang kemudian dianggap memberi pengaruh tentang bagaimana perempuan dan anak-anak perempuan dilihat: bagaimana rasa percaya diri mereka, serta bagaimana mereka berinteraksi dengan kelompok lawan jenis mereka.
Davis, aktris kelahiran AS umur 55 tahun, mengatakan langkanya karakter sejati perempuan dalam film keluarga menunjukkan pada anak-anak bahwa perempuan dan anak gadis "bukan separuh dari manusia yang ada dunia ini.''
Menurut UN Women studi yang digelar ini akan meneliti sejumlah film laris asal Australia, Cina, Prancis, Jerman, India, Italia, Jepang, Rusia, Spanyol dan Inggris sebagai sasaran penelitian.
Menurut kantor berita Associated Press tujuan dari studi ini adalah menghindari dampak negatif penggambaran perempuan yang disebut Lakhsmi Puri sehingga "menggerus kemajuan yang sudah diraih melalui kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan."
"Kami berharap studi ini nanti akan berhasil mengidentifikasi faktor-faktor yang memberi pengaruh positif terhadap penggambaran perempuan di tengah masyarakat."
Davis sempat memerankan tokoh presiden perempuan AS pertama dalam seri TV As, Commander in Chief, dan menyabet Oscar untuk aktris pembantu terbaik dalam film The Accidental
Tourist tahun 1988. Perannya yang juga banyak diingat adalah pada film Thelma & Louise bersama aktris Susan Sarandon.
Kini ia aktif dalam upaya pemberdayaan perempuan termasuk dengan mengelola Geena Davis Institute on Gender in Media dan diharapkan studi ini sudah dapat dilihat hasilnya pada akhir 2014.
Riset-riset sebelumnya yang juga digelar aktris ini seperti ditulis AP menunjukkan di AS hanya 28,3 persen pemain yang berjenis kelamin perempuan. Sebagian besar dilukiskan dalam karakter yang membentuk stereotip dan terkait peran seksual.
Hanya 3,4 persen dari karakter yang memerankan pimpinan bisnis serta 4,5 persen karakter politisi kelas tinggi yang berjenis kelamin perempuan.
