Pencarian korban yang hilang masih terus dilakukan.
Delapan orang meninggal dan lima lainnya hilang dalam banjir dan longsor yang menimpa Kota Ambon, Maluku.
Bencana itu terjadi setelah hujan deras yang terjadi sejak Senin (29/07) malam hingga Selasa siang (30/7), Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan dalam pesan tertulis, Selasa sore.
Banjir terjadi karena luapan Sungai Moa-Moa menuju Negeri Lima, yang juga menyebabkan banjir bandang pada lima tahun lalu dan menghancurkan sejumlah rumah.
Beberapa permukiman yang berada di bantaran sungai dan lereng perbukitan yang terkena banjir dan longsor termasuk di Batu Merah, Lapangan Polres Kota, dan Jalan Diponegoro Kota Ambon.
Dari data sementara yang dihimpun oleh Dandim 1504/Ambon, banjir dan longsor menyebabkan delapan orang meninggal dunia, lima orang hilang dan 10 orang luka-luka.
Sementara delapan rumah dilaporkan hanyut, satu rumah tertimbun dan 30 lainnya rusak.
Saat ini korban yang hilang masih dicari dan pendataan tentang kerusakan masih dilakukan.
Sutopo mengatakan masyarakat perlu waspada karena puncak hujan di Maluku adalah pada bulan Juli-Agustus, sehingga situasi bencana mungkin masih berlanjut.
Pada Kamis (25/07) lalu, banjir bandang juga terjadi di Way Ela, Maluku Tengah, akibat jebolnya bendungan.