Tidak ada penumpang yang ada di dalam pesawat ketika Ethiopian Airlines terbakar di Bandara Heathrow, Inggris.
Boeing meminta perusahaan penerbangan di dunia untuk melakukan inspeksi terhadap alat transmisi yang digunakan untuk mencari pesawat setelah terjadi kecelakaan.
Regulator dari Inggris sebelumnya merekomendasikan inspeksi tersebut setelah munculnya api di pesawat jet 787 Dreamliner yang parkir di Bandara Heathrow awal bulan ini.
Api terlacak di bagian belakang atas pesawat, tempat di mana transmitter atau alat pelacak lokasi darurat (ELT) dipasang.
Boeing mengatakan telah meminta operator pesawat 717, 737 Next-Generation, 747-400, 767, dan 777 untuk memeriksa pesawat.
"Tujuan inspeksi ini adalah untuk mengumpulkan data untuk mendukung regulasi potensial oleh regulator," kata Randy Tinseth, wakil presiden pemasaran untuk Boeing Commercial Airplanes, dalam sebuah blog.
Insiden munculnya api dari pesawat Dreamliner milik Ethiopian Airlines menyebabkan bandara Heathrow di Inggris ditutup selama 90 menit.
Setelah kejadian itu, regulator telah meminta semua Boeing 787 mematikan komponen elektrik hingga pemberitahuan lebih lanjut dan menganjurkan ulasan keamanan terhadap komponen sejenis di pesawat lain.
"Terlalu dini untuk segera menyimpulkannya."
AAIB mengatakan "itu tidak jelas apakah pembakaran di daerah ELT ini diprakarsai oleh pelepasan energi dalam baterai atau dengan mekanisme eksternal seperti arus pendek".
Honeywell International, perusahaan yang membuat transmiter darurat itu, telah mengatakan bahwa mereka mendukung anjuran untuk mematikan alat itu sementara selama investigasi berlangsung, tetapi menambahkan bahwa "terlalu dini untuk menyimpulkannya".
Pekan lalu, dua maskapai mengungkapkan masalah dengan kabel pada alat transmisi darurat mereka di pesawat Boeing 787.
Sementara All Nippon Airways (ANA) milik Jepang, operator terbesar di dunia Dreamliner, juga mengatakan mereka menemukan kerusakan pada kabel baterai pada dua ELT di pesawat 787 selama pemeriksaan.
Dreamliner sebelumnya juga pernah Klik bermasalah dengan rem ketika dipaksa melakukan pendaratan darurat dalam sebuah penerbangan maskapai United Airlines di AS, Minggu (23/06).