Created on Tuesday, 30 July 2013 05:18 Published Date
Jakarta, GATRAnews - Pembantaian 100 ulama oleh militer Mesir, yang juga melukai 4 ribu warga di Masjid Al Robi Al Adawiyah, merupakan kejahatan kemanusiaan. Seluruh ulama dan bangsa di dunia harus segera menghentikan kemelut dan pembantaian yang terjadi di negeri piramida itu, pasca-kudeta militer terhadap Presiden Muhamad Moursi.
Untuk itu, Majelis Intelektual dan Ulama Muda (Miumi), di Jakarta, Selasa (30/7), meminta seluruh ulama dan bangsa di dunia untuk menindaklanjuti Konferensi Ulama sedunia, guna menghentikan bertambahnya korban jiwa. Miumi, yang diketuai Hamid Fahmi Salim, merupakan anggota Silaturahim Ormas-Islam (SOLI).
"Karenanya kami mengingatkan umat Islam sedunia agar ulama dunia bergerak dan mudah-mudahan hasil konferensi ulama sudah mengkristal dan bergerak melaui jalur formal dan membangun jalur informal di Indonesia," harap Hamid Fahmi.
Menurutnya, pemerintah tak bisa hanya berpangku tangan atas pembantaian rakyat Mesir. Pasalnya, Indonesia mempunyai ikatan emosional yang sangat erat dengan Mesir, karena Mesir lah yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia, pada 17 Agustus 1945.
"Kami mengharapkan pemerintah RI tidak terpaku pada bahasa-bahasa kaku yang tidak ingin mencampuri urusan dalam negeri Mesir atau terkait pada perjanjian-perjanjian internasional. Tapi harus ada langkah-langkah kreatif karena hubungan historikal dan emosional antara RI dan Mesir cukup kuat," tandasnya.
Untuk itu, tandas Hamid, Miumi mendesak pemerintah Indonesia untuk memainkan peran berdasarkan hubungan historikal tersebut dengan menempuh di luar hubungan formal. (IS)
Berita Lainnya :
