Pages

Senin, 03 Juni 2013

BBCIndonesia.com | Berita
// via fulltextrssfeed.com
Diagnosa kematian perlu diperjelas
Jun 3rd 2013, 03:15

death

Diagnosa kematian tidak pernah jelas kata dokter.

Perlu ada kesepakatan internasional tentang kapan dan bagaimana kematian didiagnosa.

Pada pertemuan anestesi di Eropa, dua dokter terkemuka mengatakan perkembangan teknologi kesehatan membuat garis hidup dan mati menjadi kabur.

Mereka meminta pedoman yang tepat dan penelitian lebih lanjut untuk mengantisipasi kasus langka, ketika orang dinyatakan meninggal tetapi kemudian ditemukan masih hidup.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) sudah mulai bekerja untuk mengembangkan konsesus global terkait masalah ini.

Dalam kebanyakan kasus di rumah sakit, orang dinyatakan meninggal setelah dokter memeriksa jantung, paru-paru, dan tingkat respon pasien.

Pemeriksaan itu dilakukan untuk menentukan tidak ada lagi detak jantung atau suara nafas, serta reaksi yang jelas terhadap dunia luar.

Namun, Alex Manara, konsultan anestesi di Rumah Sakit Frenchay di Bristol, Inggris, mengatakan lebih dari 30 laporan -dalam literatur medis- yang menemukan kasus pasien yang telah dianggap meninggal ternyata masih hidup.

Hal ini memicu para ilmuwan untuk mempertanyakan apakah diagnosa atas kematian dapat ditingkatkan.

Manara, mengatakan dalam beberapa kesempatan dokter tidak mengamati tubuh pasien cukup lama sebelum dia dinyatakan meninggal.

Dalam konfrensi anestesi Eropa, dia akan meminta untuk dibuatnya pedoman yang disepakati secara internasional untuk memastikan dokter dapat mengamati tubuh selama lima menit agar tidak kehilangan satu pasien pun yang jantung dan paru-parunya spontan pulih.

Banyak lembaga di Amerika Serikat dan Australia telah mengadopsi dua menit sebagai periode pengamatan minimum, sementara Inggris dan Kanada merekomendasikan lima menit.

Italia mengusulkan bahwa dokter harus menunggu 20 menit sebelum menyatakan kematian, terutama ketika donor organ sedang dipertimbangkan.

Jerry Nolan, konsultan perawatan intensif di Rumah Sakit Royal United di Bath, Inggris, yang tidak terlibat dalam konferensi itu, mengatakan: "Di rumah sakit, ketika pasien dipantau secara ketat, dan setelah upaya penyelamatan yang tepat telah dilakukan, menunggu lima menit untuk mengamati tubuh adalah ide yang baik."

"Ada bukti yang menunjukkan bahwa setelah Anda mulai melampaui lima menit tanpa sirkulasi atau oksigen ke otak, Anda akan mulai melihat kerusakan permanen pada sel-sel otak."

Dalam konferensi tersebut, Ricard Valero, profesor anestesi di Universitas Barcelona, akan mempertimbangkan sebuah skenario bagi pasien di unit perawatan intensif yang jantung dan paru-paru difungsikan oleh mesin.

Dalam skenario seperti ini, dokter menggunakan konsep kematian otak dengan mengadakan tes neurologis untuk memantau setiap aktivitas otak pada pasien.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions