Pages

Rabu, 19 Juni 2013

GATRANEWS - KLIK GATRA BARU BICARA
GATRANEWS, Berita Politik dalam dan Luar Negeri // via fulltextrssfeed.com
Alenia Sajikan Alam Cantik Lombok di 'Leher Angsa'
Jun 18th 2013, 10:34

Created on Tuesday, 18 June 2013 17:34 Published Date

Ari Sihasale & Nia Sihasale (GATRAnews/Venny Tania)Jakarta, GATRAnews - Alenia Pictures kembali mengangkat kisah anak-anak untuk mengisi slot film liburan sekolah. Kali ini ada Leher Angsa, film berdurasi 115 menit yang akan dirilis pada 20 Juni 2013 di bioskop seluruh Indonesia. Leher Angsa disutradarai Ari Sihasale, berdasarkan naskah dari Musfar Yasin. Empat orang anak, yakni Bintang Panglima, Yudi Miftahudin, Fachri Azhari, dan Agus Prasetyo, menjadi pemeran utama film ini, berdampingan dengan para pemain film lainnya, seperti Lukman Sardi, Alexandra Gottardo, dan Ringgo Agus Rahman.

"Kita membuat hiburan untuk liburan. Tidak berat-berat, tapi pastinya ada banyak pesan soal orangtua jadi contoh yang baik, juga hubungan anak dan orangtua," kata Ari Sihasale saat ditemui di kawasan Kemang, Minggu (16/6).

Nia, sebagai produser eksekutif film Leher Angsa, juga membenarkan bahwa film ini ingin menyampaikan pesan selain untuk anak-anak, juga untuk orangtua. Misalnya mengenai masalah komunikasi, dan bagaimana permintaan anak-anak sering dianggap remeh. "Ini kisah nyata dari Bang Musfar ketika KKN di Jawa Tengah tahun 1984. Idenya sudah lama, akhirnya ditulis jadi skenario tahun 2003, sebelum Denias. Baru sempat syuting sekarang," katanya.

Ciri khas dari film-film yang dibuat oleh rumah produksi Alenia Pictures memang berfokus pada dunia anak-anak sekaligus mengeksplorasi keindahan alam Indonesia. Kali ini syuting Leher Angsa dilakukan selama sebulan di kaki Gunung Rinjani, tepatnya di Sembalun Loan, Lombok Timur. Kecantikan panorama alam Lombok berpadu cerita sederhana namun manis tentang dinamika kehidupan empat orang anak di masyarakat yang tidak terbiasa menggunakan toilet leher angsa.

Mereka lebih terbiasa untuk buang air besar di sungai. Ada pula sedikit gimmick animasi yang ditampilan dalam film Leher Angsa ini. "Kita bikin sedikit lebih komik supaya jangan terlalu serius. Kalo Hollywood punya Garfield, kita tunjukkan ada juga kucing lucu animasi buatan anak bangsa di sini," kata pasangan suami-istri ini, kompak.

Diakui Nia, kondisi alam Lombok yang sering dilanda hujan menjadi tantangan untuk proses syutingnya. Sebanyak 90 orang terlibat dalam pembuatan film, dengan sebagian di antaranya melibatkan penduduk asli di Sembalun sendiri. "Sudah menjadi ciri khas Alenia sejak Denias, kita selalu melibatkan masyarakat setempat supaya mereka merasa memiliki dan mendapat knowledge juga. Mereka juga dapat honor, ada yang di bagian kamera, artistik, pintar-pintar," jelas Nia.

Yang pasti, mengarahkan anak-anak di filmnya terasa lebih polos, jujur, dan apa adanya bagi Alenia sendiri. Karena itu mereka mengaku masih akan konsisten menggarap film anak-anak, dengan selalu membuka diri lebih dahulu. (*/Ven)

Berita Lainnya :

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions