SEBAGAI seorang chef, bukan berarti membuat Edwin Lau tidak punya restoran favorit. Dia sangat menikmati kuliner di rumah makan Anke yang berada di kawasan Kota, Jakarta Barat.
Kesukaannya terhadap hidangan yang disajikan rumah makanan Anke ini bukan karena persoalan tempatnya. Dia bahkan menyebutnya tidak terlalu bersih.
"Restonya kotor, jadul, dan enggak banget. Bagi saya yang namanya citarasa tidak bisa ditiru, dan itu saya dapatkan di rumah makan Anke," ucap Edwin Lau kepada Okezone di Jakarta, belum lama ini.
Dirinya merasa telah mencoba segala macam jenis masakan China di berbagai belahan dunia. Tetapi untuk rasa dan aroma, lidahnya hanya cocok di tempat makan yang berada persis di sebelah Gajah Mada Plaza.
"Saya sudah pernah coba masakan dengan harga jutaan, bagi saya rumah makan Anke merupakan resto tidak sehat sama sekali. Restonya menjual makanan non halal, itu enak buat saya," bebernya.
Di resto ini, Edwin memiliki beragam kuliner kesukaan, seperti belut cah fumak, ayam rebus ala china, ayam garam, serta babi kuluyuk. "Olahan makanan yang dimasak membuat semua aroma dan rasa jadi lebih lezat dimakan," imbuhnya.
Perkenalan dengan rumah makan Anke, diakuinya berkat keluarganya. Saat itu dia baru pindah dari Ujung Pandang.
"Saya sudah keliling dunia, bagi saya tidak ada resto Chinese yang memiliki masakan seenak itu dengan harga segitu dan saya tahu dari keluarga," tutupnya. (ftr)