Created on Wednesday, 13 November 2013 15:36 Published Date
Jakarta, GATRAnews - Memasuki tahun pemilu, perusahaan konstruksi pelat merah, PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) menargetkan pertumbuhan laba bersih sebesar 25 persen menjadi Rp508,75 miliar dari Rp407 miliar di tahun 2013.
Direktur Keuangan PT Pembangunan Perumahan Tbk, Tumiyana, mengatakan kenaikan tersebut seiring dengan beberapa aksi korporasi yang sudah dan akan dilakukan PTPP. "Aksi korporasi yang sudah dan tengah kita lakukan seperti akuisisi PT PP Dirganeka dan spin off Divisi Properti PTPP pada Oktober lalu," katanya di Jakarta, Rabu (13/11).
Selain itu, PTPP juga akan melakukan aksi korporasi di akhir 2013, yakni mengakuisisi PT Prima Jasa Aldodua yang bergerak di bidang peralatan. "Dengan melakukan berbagai aksi korporasi tersebut, diharapkan akan berkontribusi ke pendapatan dan laba PTPP di tahun mendatang," tuturnya.
Adapun pada tahun ini laba PTPP diproeksi meningkat sekitar 31 persen menjadi Rp407 miliar, dibandingkan dengan laba perseroan di tahun 2012 yang sebesar Rp309 miliar.
Lebih lanjut Tumiyana menyebutkan, PTPP juga menargetkan peningkatan pendapatan sebesar 20 persen menjadi sekitar Rp14,76 triliun di tahun 2014 mendatang. "Pasar properti di tahun depan masih akan bagus, kami lihat pertumbuhan akan meningkat sekitar 20 persen dari tahun ke tahun selama lima tahun ke depan," tambahnya.
Obligasi
PTPP merencanakan untuk kembali menerbitkan emisi obligasi sekitar awal 2014 mendatang senilai Rp 300 miliar. Emisi ini merupakan kelanjutan dari penerbitan obligasi berkelanjutan PTPP dengan plafon Rp 1 triliun, dan pada Maret lalu telah diterbitkan lebih dahulu senilai Rp 700 miliar.
Saat itu, obligasi PTPP memperoleh peringkat idA- dari Pefindo. Bahana Securities, Mandiri Sekuritas, dan CIMB Securities Indonesia bertindak sebagai penjamin emisi atas obligasi ini.
Tumiyana mengatakan, secara teknis pihaknya telah siap untuk menerbitkan kelanjutan emisi obligasinya itu. Namun, pihaknya tidak ingin tergesa-gesa untuk segera mengeksekusi penerbitan obligasinya mengingat kondisi makro saat ini yang kurang kondusif.
Obligasi berkelanjutan PTPP tahap pertama senilai Rp 700 miliar itu diterbitkan pada bulan Maret kemarin ketika inflasi masih ada pada level 0,63 persen. Saat itu, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) juga masih ada pada level 5,75 persen.
Tapi, saat ini suku bunga acuan BI sudah ada pada level 7,5 persen. Ini merupakan kondisi yang jauh berbeda jika dibandingkan dengan kondisi sebelumnya, sehingga level suku bunga BI yang baru itu tentunya akan mempengaruhi kupon obligasi PTPP tahap II nantinya.
"Kami cermati dulu besok seperti apa karena BI rate waktu itu, kan, masih bagus. Tapi, kami punya target Maret tahun depan obligasi berkelanjutan tahap II ini diterbitkan," jelas Tumiyana. (*/DKu)
Berita Lainnya :