Pages

Senin, 17 Juni 2013

BBCIndonesia.com | Berita
// via fulltextrssfeed.com
Pengerahan tentara mungkin ditempuh Turki
Jun 17th 2013, 14:37

Polisi Turki

Laporan menyebutkan unit militer sudah dikerahkan di Istanbul.

Pemerintah Turki mengatakan mungkin akan mengerahkan tentara untuk mengakhiri unjuk rasa di Istanbul dan beberapa kota lainnya.

Wakil Perdana Menteri Bulent Arinc mengatakan polisi akan menggunakan kekuatan dalam membubarkan unjuk rasa yang berlangsung tiga pekan belakangan.

"Jika itu tidak cukup, kita bisa menggunakan angkatan bersenjata Klik Turki di berbagai kota," tuturnya.

Kepada stasiun TV milik pemerintah, Arinc mengatakan bahwa unjuk rasa "murni" yang berawal 20 hari lalu sudah berakhir sepenuhnya.

Oleh karena itu, tambahnya, jika masih berlangsung unjuk rasa maka akan dibubarkan dengan segera.

Sepanjang unjuk rasa yang melanda negara itu, untuk pertama kalinya partai berkuasa yang beraliran Islami mengangkat kemungkinan pengerahan tentara.

Kronologi unjuk rasa

28 Mei: Unjuk rasa dimulai di Taman Gezi.

30-31 Mei: Polisi menggerebek kamp pengunjuk rasa dan protes yang meluas.

3 Juni: Pengunjuk rasa mendirikan perkemahan, lengkap dengan fasiltas perpustakaan dan pusat makanan.

4-10 Juni: Unjuk rasa meluas menjadi aksi menentang pemerintah dan berlangsung di beberapa kota.

11/12 Juni: Malam bentrokan dan polisi huru-hara membubarkan pengunjuk rasa di Lapangan Taksim, yang menyambung ke Taman Gezi. Perkemahan di Taman Gezi bertahan.

13 Juni: Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan memgeluarkan 'peringatan' terakhir untuk meninggalkan Taman Gezi.

14 June: Pemerintah bersedia menunda pembangunan Taman Gezi dan PM Turki berbicara dengan sekelompok pengunjuk rasa utama.

15 Juni: Polisi masuk ke Taman Gezi dan membersihkan pengunjuk rasa.

Isu tersebut tergolong peka karena angkatan bersenjata Turki dianggap sebagai benteng pertahanan sekulerisme, yang menurut sejumlah pihak di Turki sedang terkikis di bawah kekuasan Partai Keadilan dan Pembangunan atau Partai AK.

Sementara itu Klik dua serikat buruh utama di Turki menyerukan mogok nasional selama sehari untuk memprotes langkah polisi meredam demonstrasi antipemerintah dan menyerukan dihentikannya kekerasan polisi.

Hari Minggu (16/06), polisi menggunakan meriam air dan gas air mata untuk membubarkan demonstran penentang pemerintah di Lapangan Kizilay, Ankara.

Pada saat yang bersamaan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada ratusan ribu pendukungnya -yang melakukan aksi tandingan- bahwa para pengunjuk rasa antipemerintah dimanipulasi oleh "teroris".

Di Istanbul, pada akhir pekan, muncul laporan bahwa unit militer yang dalam keadaan damai berada di bawah Kementerian Dalam Negeri, sudah dikerahkan.

Menteri Dalam Negeri, Muammer Guler, sudah menegaskan bahwa dia tidak menginstruksikan pengerahan unit militer untuk membantu polisi namun menambahkan bahwa pengerahan unit militer itu sebagai hal yang "cukup biasa".

Selama unjuk rasa tiga minggu, sekitar 5.000 orang cedera dan sedikitnya empat terluka.

Demonstrasi berawal dari Klik sekelompok pegiat lingkungan yangKlik menentang pembangunan Taman Gezi, namun kemudian meluas ke beberapa kota lain serta menjadi aksi menentang pemerintah setelah aparat keamanan melakukan kekerasan terhadap pengunjuk rasa.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions