Sanjay Dutt terkenal, termasuk di Indonesia, karena perannya sebagai preman yang insaf.
Aktor Bollywood Sanjay Dutt sementara menikmati cuti sebagai narapidana setelah diberi ganjaran atas 'kelakuan baik'-nya selama ditahan dengan dakwaan kepemilikan senjata ilegal.
Aktor senior India itu meninggalkan LP Yerawada di Pune, Selasa (01/09) dimana ia menjalani hukumannya.
Dutt dipenjarakan karena kepemilikan senjata ilegal yang diduga terkait dengan serangkaian kasus teror di Mumbai tahun 1993.
Menurut kantor berita Associated Press, aktor berusia 54 tahun itu mengatakan jeda narapidana selama 14 hari akan dimanfaatkannya untuk berkumpul dengan keluarganya.
''Saya ini warga taat hukum'' kata Dutt pada kerumunan wartawan yang menunggunya keluar dari penjara di Pune, kota dekat Mumbai.
"Saya akan kembali pada waktu yang sudah ditentukan."
Dutt mulanya dijatuhi hukuman enam tahun penjara tahun 2007 namun Mahkamah Agung India akhirnya menetapkan hukumannya menjadi lima tahun, dikurangi 18 bulan yang sudah terpakai untuk proses persidangan.
Ia menjadi sosok terkenal dalam film India karena peran sebagai preman yang bertobat dan mengikuti ajaran sejati pejuang kemerdekaan, Mohandas Gandhi.
Selain sebagai aktor, keterlibatannya dalam industri Bollywood juga sebagai produser dan pelawak, kemudian juga tampil sebagai presenter televisi dan bahkan sebagai politisi.
Menurut pelaku industri film India sekarang ini, ia masih terlibat dalam berbagai proyek film bernilai sedikitnya US$20 juta (Rp 230 miliar).
Dalam kasus serangan teror tahun 1993, 13 bom yang diletakkan dalam sejumlah kendaraan dan skuter meledak sepanjang dua jam di seluruh Mumbai. Serangan itu menewaskan 257 orang dan melukai 720 lainnya.
Ia mengaku tak tahu ada rencana teror dan membeli senjata dari seseorang, yang menurut polisi terlibat pemboman, hanya untuk melindungi keluarganya dari kemungkinan ancaman kerusuhan sektarian.
Dutt yang lahir dari ibu Muslim dan ayah Hindu, mengaku mendapatkan ancaman setelah terjadi rusuh antar pemeluk ISlam dan Hindu di India yang berbuntut pada pemboman tersebut.