Created on Tuesday, 29 October 2013 21:45 Published Date
Jakarta, GATRAnews - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengkritik hubungan dan komunikasi antara pekerja dengan pengusaha penuh nuasa konflik. Mereka hanya berkomunikasi pada waktu tertentu, misalnya pada pembahasan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) dan Upah Minum Provinsi (UMP).
"Ketemu satu tahun sekali, mau penetapan UMP dan KHL, ya pada berantem. Saling merasa paling bener gak mau ngalah," tukas Jokowi di Balaikota Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (29/10) siang. Seharusnya, menurut Jokowi, hubungan buruh dengan pengusaha dibangun dalam nuasa harmonis. Bagaimana pun, mereka berdua berada dalam satu manajemen perusahaan yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya.
Mantan Walikota Solo ini mengakui dirinya sudah beberapa kali memediasi ketegangan antara buruh dan pengusahaan. Kedua belah pihak kerap dipanggil menemuinya namun selalu gagal membangun jembatan komunikasi itu. "Saya sudah bolak-balik panggil mereka kesini untuk bicara, berkali-kali. Saya ponggal-panggil-ponggal-panggil-ponggal-panggil tak ada hasilnya," ucap Jokowi dengan ketus.
Seperti diketahui sebelumnya, buruh menuntut KHL pekerja di DKI Jakarta di kisaran Rp 2,7 juta. Namun, Dewan Pengupahan yang terdiri atas unsur pemerintah, buruh dan pengusaha menetapkan KHL 2013 sebesar Rp 2,2 juta sebagai pijakan UMP di tahun 2014. (*/Zak)
Berita Lainnya :