Warga menyambut para mantan tahanan dengan meriah
Israel membebaskan kelompok kedua tahanan Palestina sebagai bagian dari kesepakatan untuk menghidupkan kembali pembicaraan damai.
Lima tahanan dibebaskan di Gaza, sedangkan 21 orang lainnya dikirim ke Tepi Barat.
Para tahanan ini sebelumnya dituduh telah melakukan pembunuhan dan telah mendekam antara 19 hingga 28 tahun di penjara.
Para pejabat Israel dan Palestina telah Klik memulai kembali pembicaraan langsung di Yerusalem setelah terhenti selama tiga tahun.
Wartawan BBC Yolande Knell dari Tepi Barat melaporkan bahwa mereka yang dibebaskan dipandang sebagai tawanan politik dan pahlawan perjuangan Palestina, tetapi keputusan itu sendiri tidak disambut oleh warga Israel.
Para mantan tahanan Palestina itu dibawa dari penjara Ofer di Israel ke perlintasan Erez di Gaza dan perlintasan Beituna menuju Tepi Barat.
Di Gaza, kembang api menyemarakkan langit kota saat konvoi para mantan tahanan melintas.
Mereka dibawa ke Ramallah dimana Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah menunggu bersama ribuan warga Palestina lainnya.
Abbas mengatakan gelombang ketiga tahanan akan dibebaskan dalam waktu dua bulan dan menyerukan agar Israel membebaskan semua warga Palestina.
"Tidak akan ada persetujuan akhir tanpa pembebasan para tahanan," kata Abbas.
Ia juga membantah rumor bahwa Israel setuju membebaskan para tahanan dengan syarat mereka bebas melanjutkan membangun permukiman.
Pembebasan ini memicu ketegangan di dalam koalisi pemerintah Israel dan partai-partai sayap kanan berusaha mencegah hal itu terjadi.
Media Israel hari ini melaporkan bahwa pemerintah telah mengumumkan rencana pembangunan 1.500 rumah di Ramat Shlomo, Yerusalem timur.