Helmi Ade Saputra - Okezone
Sabtu, 26 Oktober 2013 09:23 wib Alami stroke (Foto: Google)
MESKIPUN penyakit stroke identik dengan orangtua, tetapi kini banyak usia muda yang berisiko mengalami gangguan saraf ini. Hal ini karena semakin banyaknya orang usia muda dengan faktor risiko mengkhawatirkan, di antaranya diabetes dan tekanan darah tinggi.
Kebanyakan stroke terjadi karena adanya penggumpalan suplai darah ke otak. Pasien biasanya akan menunjukkan gejala seperti wajah murung, ketidakmampuan untuk mengangkat lengan dan kesulitan dalam berbicara. Jika tidak ditangani dengan cepat, pasien dapat mengalami efek samping jangka panjang, termasuk kesulitan berbicara, masalah daya ingat, kelumpuhan dan penglihatan.
Para ilmuwan melalui lebih dari 100 studi di tahun 1999-2000 mempelajari pasien stroke di seluruh dunia, Mereka menemukan angka kejadian stroke telah melonjak sekitar seperempat persen pada orang berusia 20 sampai 64 tahun. Hal tersebut merupakan sepertiga dari total jumlah pasien stroke yang mereka teliti.
"Beberapa peningkatan pada stroke tidak dapat dihindari bila berkaitan dengan orangtua, tetapi bukan berarti kita harus menyerah. Negara harus fokus pada pengurangan tingkat merokok, mengontrol tekanan darah dan meningkatkan kebiasaan makan yang sehat"kata Majid Ezzati dari Imperial College London, dikutip Newsmaxhealth.
Selanjutnya Ezzati mengatakan bahwa negara-negara berkembang seperti Iran dan Afrika Selatan telah menyiapkan sistem nasional untuk memantau kesehatan ibu dan anak. Hal ini merupakan sebuah model yang baik untuk inisiatif serupa yang dapat membantu menjaa faktor risiko stroke, termasuk tekanan darah tinggi.
"Orang-orang usia muda berpikir bila stroke hanya merupakan masalah bagi orang tua, karena itu kita perlu mendidiknya. Selain itu, menggunakan obat-obatan terlarang seperti ganja dan kokain juga meningkatkan kemungkinan orang-orang usia muda terkena stroke"tandas Dr. Yannick Bejot dari The University Hospital of Dijon, Perancis.
"Oleh karena itu, jika orang-orang usia muda mengerti bagaimana mengurangi risiko stroke, maka mungkin mereka akan mengubah pola perilaku mereka"tambahnya. (ind)