EKONOMI GLOBAL
Selasa, 22 Oktober 2013 10:26 wib
Martin Bagya Kertiyasa - Okezone
Ilustrasi. (Foto: Reuters)
LONDON - Harga emas global berakhir stagnan, karena minimnya transaksi. Investor nampaknya masih melakukan aksi wait and see, terkait kebijakan the Federal Reserve untuk memangkas stimulus moneter.
Meski demikian, pasar keuangan menunjukkan sedikit reaksi terhadap laporan yang menunjukkan melemahnya penjualan rumah di Amerika Serikat (AS) dan pertumbuhan harga pada September .
Emas naik hampir 4 persen minggu lalu, kenaikan mingguan terbesar dalam dua bulan, adanya ekspektasi The Fed akan mempertahankan langkah-langkah stimulus untuk mendukung perekonomian setelah shutdown Pemerintah AS, telah membawa emas kembali ke USD1.300 per troy ons.
Analis CitiFX Citigroup, Tom Fitzpatrick, mengatakan harga emas terus naik dengan tanda-tanda melemahnya dolar AS. "Harga di pasar jelas mulai mencerminkan risiko bahwa the Fed cenderung memangkas stimulus fiskal dalam waktu dekat," kata dia seperti dilansir dari Reuters, Selasa (22/10/2013).
Emas jenis Spot turun tipis 0,86 sen dolar AS atau 0,1 persen menjadi USD1.314,89 per troy ons, sementara emas berjangka AS, Comex Gold, untuk pengiriman Desember ditutup naik USD1,20 atau 0,1 persen ke USD1.315,80 per troy ons.
Volume perdagangan emas berjangka Comex Gold, kurang dari 75.000 lot, dan menjadi omset terlemah sejak April 1 dan salah satu yang terendah tahun ini .
"Minat Investasi di emas agak rendah. Segala sesuatu yang kita lihat sekarang nampaknya hanya dilakukan dalam jangka pendek. Orang juga tidak berniat beralih ke emas untuk jangka panjang," kata analis Credit Suisse Tobias Merath.
Di antara logam mulia lainnya, perak malah naik 1,5 persen ke USD22,21 per troy ons. Platinum naik 0,2 persen ke USD1.433,74 per troy ons, sementara paladium naik 1,2 persen ke USD747 per troy ons. ()
Berita Selengkapnya Klik di Sini