
Asap terlihat membumbung dari kota Muadamiyat al Sham pada 22 September 2013.
Oposisi Koalisi Nasional Suriah, SNC, mengatakan ribuan keluarga di sekitar Damaskus terancam mati kelaparan.
Kelompok ini mengatakan kawasan Muadamiyat al Sham, di pinggiran ibukota Damaskus, yang menjadi Klik sasaran serangan senjata kimia Agustus lalu, dikepung tentara yang setia kepada Presiden Bashar al Assad dalam sepuluh bulan terakhir.
Makanan dan air langka, kata SNC, sementara tidak ada kegiatan di berbagai lembaga pendidikan.
Menurut SNC, rezim yang berkuasa melakukan upaya sistematis terhadap warga di sekitar Damaskus agar meninggalkan rumah-rumah mereka dan sulit mengakses kebutuhan pangan.
SNC mengatakan sudah ada warga yang mati kelaparan dan menyerukan pembentukan koridor kemanusiaan untuk memungkinkan pengiriman bantuan ke daerah-daerah di sekitar Damaskus.
Koridor ini juga bisa dimanfaatkan untuk mengungsikan warga yang saat ini mengalami kelaparan yang parah.
Muadamiyat dikenal sebagai salah satu pangkalan pemberontak untuk menyerang Damaskus dan pemerintah pimpinan Presiden Assad menggelar operasi menumpas pemberontak di daerah ini.
Pada 21 Agustus lalu terjadi serangan kimia di daerah Muadamiyat yang memicu kecaman keras masyarakat internasional.
Para anggota Dewan Keamanan PBB telah sepakat untuk Klik menghancurkan senjata kimia Suriah.
Konflik bersenjata di Suriah pecah pada awal 2011, di tengah gelombang gerakan demokratisasi di Timur Tengah, menewaskan lebih dari 100.000 orang dan memaksa jutaan orang mengungsi ke beberapa negara tetangga, seperti Yordania, Irak, Lebanon, dan Turki.
Badan pengungsi PBB mengatakan Klik masyarakat internasional harus lebih aktif membantu pengungsi ini, karena keempat negara tetangga Suriah sudah kewalahan menerima pengungsi yang jumlahnya terus naik.