By Michelle Roberts
Editor Kesehatan BBC News

Olahraga rutin selama 2,5 setiap minggu dapat mengurangi risiko berbagai penyakit, kata ilmuwan.
Manfaat olahraga bisa sama bagusnya dengan obat bagi mereka yang mengalami sejumlah penyakit termasuk gangguan jantung, menurut satu studi.
British Medical Journal (BMJ) meneliti ratusan percobaan yang dilakukan sekitar 340.000 pasien untuk meninjau manfaat olahraga dan obat.
Aktifitas fisik disebutkan justru melebihi manfaat obat jantung dan stroke.
Temuan itu menunjukkan olahraga harus dimasukkan ke dalam resep pengobatan, kata para peneliti.
Para pakar menekankan pasien tidak boleh mengganti obat dengan olahraga namun harus melakukan keduanya.
Saat ini sangat sedikit orang dewasa yang melakukan olahraga cukup.
Hanya sepertiga orang di Inggris yang melakukan olahraga selama 2,5 jam setiap minggu seperti yang direkomendasikan, termasuk naik sepeda atau berjalan cepat.
Penggunaan obat dengan resep justru meningkat.
"Aktifitas fisik ringan, misalnya, dapat mengurangi risiko stroke sampai 27%."
Saat ini diperkirakan terdapat 17,7 resep untuk setiap orang di Inggris pada tahun 2010, dibandingkan dengan 11,2 pada tahun 2.000.
Para ilmuwan yang melakukan penelitian ini termasuk dari London School of Economics, Harvard Piligrim Health Care Institute di Fakultas Kedokteran Harvard serta Universitas Stanford.
Mereka meneliti sejumlah penyakit termasuk Klik gangguan jantung, rehabilitasi stroke, gagal jantung dan pradiabetes.
Obat-obatan diuretic disimpulkan bagus untuk pasien gagal jantung sementara olahraga merupakan langkah terbaik untuk Klik pasien stroke terkait dengan angka harapan hidup mereka.
Dr Peter Coleman dari Asosiasi Stroke mengatakan olahraga cukup disertai obat teratur memegang peranan penting. Namun penelitian lebih lanjut diperlukan.
"Kami memerlukan penelitian lebih lanjut terkait manfaat panjang olahraga bagi pasien stroke," kata Coleman.
"Dengan mengambil langkah penting seperti berolahraga secara teratur, konsumsi makanan sehat, berhenti merokok, maka orang dapat mengurangi risiko stroke secara signifikan," tambahnya.
"Aktifitas fisik ringan, misalnya, dapat mengurangi risiko stroke sampai 27%."