Pemerintah AS akan kehabisan uang untuk membayar tagihan pada 17 Oktober, kecuali jika pagu utang dinaikkan.
Saham-saham di AS melonjak setelah Senat mengumumkan kesepakatan untuk meloloskan RUU anggaran untuk membuka kembali operasi pemerintah federal dan menghindari Klik gagal bayar utang.
Indeks Dow Jones Industrial Average, Nasdaq, dan S&P 500 semua ditutup naik lebih dari 1%.
Kesepakatan itu akan mendanai pemerintah hingga 15 Januari, dan memperpanjang plafon utang hingga tanggal 7 Februari.
Setelah pasar ditutup, Senat memilih mendukung kesepakatan dan menyerahkan pemilihan suara kepada DPR.
Pemimpin Partai Republik di DPR mengatakan pihaknya akan mendukung langkah tersebut.
Disamping menyediakan dana bagi jalannya pemerintahan, panel anggota Senat dan DPR juga akan menyusun kesepakatan anggaran jangka panjang.
Indeks Dow Jones naik 206 poin dan ditutup pada 15.374. Sementara itu S&P 500 naik 23 poin menjadi 1.721 dan Nasdaq naik 45 poin menjadi 3.839.
Pasar di seluruh Asia, dari Jepang ke Australia, juga menunjukkan gairah atas berita tentang kesepakatan itu.
Di Tokyo, saham mencapai titik tertinggi selama tiga minggu. Dan di Australia, indeks All Ordinaries dan S&P 200 naik sebesar 0,5% pada awal perdagangan.
Para pedagang saham mengatakan mereka menginginkan kembali suasana perdagangan yang normal.
Bursa saham di AS telah terbiasa terhadap perselisihan di Washington setelah beberapa tahun hampir menyentuh bahaya anggaran.
Karena itu, bursa tidak bereaksi secara drastis selama penutupan aktifitas pemerintahan seperti yang terjadi pada sengketa anggaran sebelumnya.
Meski demikian, sempat ada Klik kekhawatiran Klik penutupan ini akan berdampak luas.
"Pasar percaya dan mengantisipasi adanya resolusi," kata Doug Cote, kepala strategi pasar di ING Investment Management.
"Namun, kami tetap senang bahwa kami mendapatkannya. Ini melegakan."
Para pedagang di lantai bursa New York Stock Exchange optimis sepanjang hari dan mengatakan mereka ingin kembali ke perdagangan yang normal.
Benediktus Willis, managing director Alfred Fried & Company, mengatakan kepada BBC bahwa dia pikir pasar akan terus meningkat karena pemulihan global dapat berlanjut.