Banyak warga Ethiopia yang ingin bekerja secara ilegal di Arab Saudi dengan melintasi Yaman.
Pemerintah Ethiopia untuk sementara melarang warganya mencari kerja ke luar negeri, demikian laporan kantor berita negara itu, Erta.
Dalam laporannya Erta mengutip pernyataan kementerian luar negeri yang mengatakan tidak terhitung warga Ethiopia tewas atau mengalami trauma fisik dan psikis yang tersembunyi akibat perdagangan manusia ilegal.
Keputusan ini oleh kementerian luar negeri disebut sebagai "perlindungan kesejahteraan warga negara."
Larangan bepergian ke luar negeri ini berlaku sampai ada sebuah "solusi yang tepat" ditemukan, tambah laporan ini.
Kementerian luar negeri mengatakan pemerintah telah mengambil beragam kebijakan untuk membatasi penderitaan warga negaranya, termasuk membentuk dewan nasional dan satuan tugas untuk mendidik mereka.
Tetapi kebijakan tersebut dianggap tidak bisa mengatasi masalah.
Selain larangan bagi warga, kebijakan serupa juga dikenakan bagi perusahaan pengerah tenaga kerja yang dilarang untuk memberikan fasilitas bepergian ke luar negeri.
Kelangkaan lapangan kerja menjadi pemicu lonjakan imigrasi keluar dari Ethiopia, yang memiliki populasi terbesar kedua Afrika. Tingkat pengangguran pemuda resmi diperkirakan mencapai lebih dari 50%.
Sementara akitivis HAM mengatakan banyaknya arus keluar dari Ethiopia juga disebabkan oleh tekanan politik dan ekonomi atau diskriminasi etnis oleh negara.
Banyak warga Ethiopoia mencoba untuk memasuki wilayah Arab Saudi secara ilegal dengan melintasi Yaman melalui jalur laut. Ribuan lainnya mengarah ke Afrika Selatan, Israel dan Eropa.
Seringkali mereka menjadi korban penjualan dan penyelundupan manusia atau saat tiba di tempat tujuan mereka mengalami penyiksaan mental dan psikis.