Pages

Jumat, 25 Oktober 2013

BBCIndonesia.com | Berita
// via fulltextrssfeed.com 
Ready to move beyond the basics?

Enroll in this advanced DSLR course to explore more creative scenarios, image editing, and videography.
From our sponsors
Di balik sebuah keberhasilan
Oct 24th 2013, 12:02, by BBC Indonesia

Alex Ferguson

Otobiografi Ferguson mengkritik sejumlah pemain utama Manchester United.

Sehari sebelum peluncuran otobiografi Alex Ferguson, manajer Arsenal, Arsene Wenger sudah memgeluarkan pernyataan agar dunia sepak bola berhati-hati.

"Kita bersiap untuk yang terburuk," katanya sambil Klik menyadari bahwa namanya akan disebut dalam buku tersebut.

Wenger -salah satu mitra tanding terlama Ferguson di Liga Primer- rupanya paham betul bahwa Ferguson akan mengkritik dan menyindir banyak orang.

Watak Ferguson yang tegas dan terus terang memang sudah lama diketahui orang, selain keunggulan tekniknya mengelola Manchester United, tentunya.

Saat peluncuran buku Alex Ferguson: My Autobiography, peringatan Wenger terbukti. Klik

Bukan hanya pemain Manchester United seperti Klik DavidKlik Beckham, Roy Keane, dan Wayne Rooney yang disindirKlik habis, juga Steven Gerrard dan Frank Lampard yang dianggap bukan pemain jagoan.

Sejauh ini yang tampaknya dipuji baru Cristiano Ronaldo sebagai pemain yang paling berbakat, yang ingin dipertahankan walau akhirnya dilepas ke Real Madrid dengan nilai rekor transfer pada masa itu.

Membaca kutipan dan rangkumannya yang sudah banyak diungkap di media, rasanya justru memancing rasa penasaran yang lebih dalam untuk membaca buku lengkapnya kelak dan saya yakin tidak sendirian dalam hal ini.

Mengkritik pemain andalan

Ferguson merupakan menajer klub yang paling berhasil di dunia dengan meraih 38 piala dalam masa 26 tahun kepemimpinannya, termasuk dua kali juara Liga Champions.

Di balik keberhasilannya, selama ini muncul berbagai kabar dia sering marah-marah dan melempar sepatu ke David Beckham hingga alis pemain itu luka.

Alex Ferguson

Antrean panjang di Manchester untuk membeli buku otobiografi Ferguson.

Ferguson mengaku dia menendang sepatu yang terletak di antara dia dan Beckham ketika ingin mendekat dan berbicara kepada ikon sepak bola dunia itu dan tidak sengaja kena Beckam.

Hubungan keduanya memburuk karena -menurut kutipan buku Ferguson- Beckam yang sudah amat populer di dunia udah merasa lebih besar dari manajer dan klub.

Ini berbeda dengan posisi yang dipegang Ferguson bahwa siapa pun dia, setenar apa pun seorang pemain, tak boleh merasa lebih besar dari klub atau manajer.

Ferguson juga ternyata mengecam Roy Keane -yang sebelumnya dianggap banyak orang sebagai 'letnan' yang paling setia- dan menyebutnya Klik memiliki lidah yang paling ganas yang bisaKlik dibayangkan orang.

Keane kemudian juga dilepas walau Ryan Giggs masih terus dipertahankannya hingga saat ini walau sudah memasuki ke-39 tahun.

Menanggapi buku Ferguson, Keane mengaku santai-santai walau Klik berpendapat mestinya Ferguson lebih adil dan tidak mengkritik keras para pemain yang sudah membantunya meraih sejumlah piala.

"Bayangkan kalau kami tidak dapat piala, apa yang akan dikatakannya. Kami membawa keberhasilan kepada klub, kami memberikan semuanya ketika kami di sana," tutur Keane.

Nyatanya Manchester United di bawah Ferguson terus mencatat keberhasilan walau para pemain saling berganti.

Perlu keberanian

Steve Jobs

Steve Jobs sering mengambil keputusan yang kadang dianggap kejam.

Buku Ferguson ini langsung mengingatkan saya dengan biografi mendiang Steve Jobs yang ditulis oleh Walter Isaacson.

Biografi yang ditulis dengan mendapat persetujuan dari salah seorang pendiri Apple itu menceritakan secara gamblang kepemimpinan Jobs di Apple.

Sejak di masa awal Apple berdiri hingga ke puncaknya, Jobs bukan hanya mengambil keputusan yang tegas tapi sering juga terkesan kejam sampai menimbulkan musuh-musuh pribadi.

Dia memang disebut penderita masalah perilaku obsessive-compulsive personality disorder tapi terbukti bahwa keberaniannya dalam mengambil keputusan dan determinasinya membuat Apple berhasil membawa revolusi di dunia.

Tak sabar saya membaca buku Ferguson untuk membaca keputusan-keputusan yang diambilnya yang saya yakin tidak populer tapi membawa keberhasilan.

Dan kalaulah PSSI ingin meningkatkan prestasi Timnas Indonesia, saya sarankan mereka juga membaca buku Ferguson supaya yakin bahwa keberanian amat perlu untuk membina sebuah tim sepak bola.

Jadi bukan keputusan yang berkompromi kepada pemilik modal ataupun penguasa politik.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions