PENGOBATAN terhadap testosteron yang rendah ternyata tidak hanya mengatasi masalah kesuburan. Tetapi, ternyata pengobatan terhadap pria yang testosteronnya rendah telah terbukti mengurangi risiko penyakit jantung.
Menurut penelitian baru dari the Boston University School of Medicine, terapi testosteron rendah membantu meningkatkan kolesterol, tekanan darah, dan kadar glukosa pada pria yang kekurangan hormon tersebut. Terapi tersebut dapat membantu menurukan risiko terkena diabetes dan meningkatkan kesehatan jantung.
"Selain meningkatkan kadar kolesterol, kami menemukan bahwa pengobatan testosteron menghasilkan pengurangan tekanan darah sistolik dan diastolik, serta menunjukkan perbaikan terhadap hipertensi,"kata profesor biokimia dan urologi, Abdulmaged M. Traish, dikutip Newsmaxhealth.
Untuk studi ini para peneliti mengamati 255 pria yang diberikan pengobatan testosteron selama lima tahun. Kemudian, para peneliti menemukan bahwa pria yang diobati dengan terapi testosteron mengalami penurunan kadar kolesterol secara bertahap, trigliserida, dan meningkatkan kolesterol baik. Terapi ini juga menurunkan glukosa darah dan tingkat hemoglobin A1C yang merupakan penanda kunci diabetes, serta peradangan terkait jantung dan penyakit hati.
"Data ini mempunyai hubungan dengan penelitian kami sebelumnya, di mana kami melaporkan bahwa terapi testosteron jangka panjang menghasilkan penurunan bertahap dalam berat badan. Selain itu, data ini sangat menunjukkan bahwa terapi testosteron rendah pada pria mungkin berguna dalam mengurangi risiko penyakit kardiometabolik,"tandas Traish.
Sementara, studi sebelumnya telah menemukan bahwa pria dengan kadar testosteron rendah rentan terhadap gangguan metabolisme, resistensi insulin, dan hipertensi. Selain itu, pria yang mengalami obesitas dan kelebihan berat badan juga lebih cenderung memiliki testosteron rendah.
(ind)