Para pekerja melakukan kesalahan dalam menghitung kapasitas tangki.
Kebocoran baru terjadi di reaktor nuklir Fukushima di Jepang setelah pekerja mengisi tanki penyimpanan melebihi kapasitasnya.
Pihak pengelola reaktor yang bermasalah itu, Tepco, mengatakan para pekerja salah menghitung kapasitas tangki dan sekitar 430 liter air meluap dari tangki.
Tepco mengatakan ada kemungkinan air yang terkontaminasi tersebut juga mengalir ke laut.
Para pekerja menyadari kebocoran terbaru ini pada Rabu, 2 Oktober.
Reaktor nuklir ini beberapa kali mengalami kebocoran sejak mengalami kerusakan akibat gempa dan tsunami yang menghantam Klik Jepang pada tahun 2011.
"Kami meminta maaf bahwa kami hari ini mengumumkan terjadinya kebocoran lagi di tangki kami," tutur Masayuki Ono, salah seorang pejabat Tepco.
"Memang benar bocor jadi kita tidak bisa mengatakan (Tepco) sudah mengatasi masalahnya secara tepat. Seharusnya sama sekali tidak bocor."
"Hal ini antara lain terjadi karena kami harus mengisi tangki hingga penuh untuk mengatasi limpahan air hujan yang terjadi (setelah topan)."
Tepco beberapa kali dikritik karena dianggap tidak berhasil mengatasi sepenuhnya dampak bencana dan tsunami, yang menyebabkan kerusakan pada sistem pendinginan sehingga tiga reaktor sampai mencair.
Dan Ketua Sekretaris Kabinet, Yoshihide Suga, kembali mengkritik Tepco sehubungan kebocoran terbaru ini.
"Memang benar bocor jadi kita tidak bisa mengatakan (Tepco) sudah mengatasi masalahnya secara tepat. Seharusnya sama sekali tidak bocor," tegasnya.
Bulan September, pemerintah Jepang mengatakan akan menanam modal senilai ratusan juta dollar untuk membangun dinding di sekitar reaktor untuk menghentikan kebocoran.
Awal Juni, Tepco juga mengumumkan Klik temuan kebocoran air yang Klik terkontaminasi dari tempat penyimpan dengan kecepatan satu tetes setiap tiga sampai empat detik.
Beberapa bulan sebelumnya, Klik listrik padam di reaktor Fukushima sehingga Klik menyebabkan gangguan sistem pendingin di kolam pembuangan bahan bakar.
