Bahan bakar minyak India sebagian besar didapat dari impor.
Pemerintah India mempertimbangkan rencana penutupan stasiun pengsisian bahan bakar sebagai cara yang dipandang mampu memotong biaya impor bahan bahan bakar minyak negara itu.
Menteri Perminyakan Veerapa Moily mengatakan ide penutupan SPBU adalah satu dari sejumlah pilihan yang tengah dipertimbangkan oleh pemerintah India.
Impor minyak merupakan faktor paling besar yang mengakibatkan jurang defisit transaksi berjalan India semakin dalam- hal utama yang menjadi perhatian pembuat kebijakan negara itu.
Moily mengatakan kementeriannya akan meluncurkan upaya untuk memotong permintaan bahan bakar hingga 3%.
Kantor berita The Press Trust of India mengatakan rencana untuk memotong permintaan hingga 3% akan mampu menghemat hingga US$2,4 miliar atau Rp27 triliun dalam keluar masuk arus devisa dari negara itu.
"Ada berbagai pilihan dan ide yang telah disampaikan," kata Moily seperti dikutip dari kantor berita PTI.
"Menutup SPBU di malam hari adalah satu diantara ide tersebut. Namun kami belum memutuskannya."
India saat ini tengah berusaha untuk menjaga defisit anggaranya.
Merosotnya nilai rupee ini amat penting mengingat India merupakan pengimpor minyak dan bahan pangan sehingga rupee yang lemah akan membuat barang impor menjadi semakin mahal.
Defisit yang semakin besar membuat cadangan devisa negara itu terus tertekan.
India merupakan negara yang 80% kebutuhan bahan bakarnya diimpor dari negara lain.
"Menutup SPBU di malam hari adalah satu diantara ide tersebut. Namun kami belum memutuskannya. Ini baru sebuah pengajuan saja"
Namun pemerintah negara itu memberikan subsidi terhadap harga bahan bakar termasuk untuk mesin diesel, gas dan kerosin untuk membantu kebutuhan warga miskin dan menjaga inflasi.
Kebijakan pemberian subsidi ini ternyata menghasilkan defisit yang terus bertambah dan telah menumbuhkan kekhwatiran bahwa kebijakan tersebut bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi India secara keseluruhan.
Total subsidi minyak India untuk tahun keuangan pada 31 Maret 2013 adalah 1,6 triliun rupee.
Akibat dari kondisi ini banyak yang meminta pemerintah untuk mengkaji kebijakan tersebut dan menurunkan angka defisit.