Pages

Kamis, 22 Agustus 2013

BBCIndonesia.com | Berita
// via fulltextrssfeed.com 
Protect Yourself & Family

Never walk alone again with MyForce personal security you keep on your smartphone. Our 5-Diamond CSAA Monitoring Agents instantly monitor all alerts 24/7 nationwide.
From our sponsors
Mural bertema sosial di Kathmandu
Aug 22nd 2013, 11:52, by BBC Indonesia

Kathmandu

Sekitar 60 pelukis dari 20 negara meramaikan Kolor Kathmandu yang dimulai sejak Januari.

Puluhan artis ikut serta dalam aksi melukis mural di ibukota Nepal, Kathmandu, dengan tema masalah-masalah sosial.

Walau menggunakan warna yang semarak namun beberapa sebenarnya bertema gelap, seperti penyelundupan anak.

Salah satu mural, misalnya, menggambarkan anak-anak perempuan yang terpisah dari keluarganya karena banjir di kawasan perbatasan India-Nepal dan kemudian menjadi korban penyelundupan.

Sekitar 60 pelukis berpartisipasi dalam proyek yang diberi nama Kolor Kathmandu yang sudah dimulai sejak Januari dan mencapai puncaknya Kamis 22 Agustus dengan peluncuran buku foto tentang mural-mural tersebut.

Para pelukis yang berasal dari 20 negara menggunakan dinding-dinding gedung milik pemerintah maupun perseorangan dan ada mural yang tingginya mencapai 7,5 meter lebih.

"Seni seperti ini terbatas di dunia Barat. Namun kami memperkenalkannya di Kathmandu."

Penggagas poyek, Yuki Poudyal, mengatakan merasa kecewa melihat Khatmandu yang penuh dengan poster yang buruk secara visual ketika pulang dari Amerika Serikat.

"Khatmandu dulu merupakan kota seni dan budaya. Namun setelah saya kembali dari sekolah di Amerika Serikat selama lima tahun, saya melihatnya dibombardir dengan poster-poster dan gambar yang negatif", tuturnya kepada kantor berita AFP.

Dia kemudian mencari sumber dana dan mendapat dukungan Yayasan Prince Claus dari Belanda.

Para pelukis harus mengajukan proposal untuk berpartisipasi dan pengelola lebih dulu meminta izin sebelum menggunakan dinding yang akan dilukis.

"Seni seperti ini terbatas di dunia Barat. Namun kami memperkenalkannya di Kathmandu," tambah Poudyal.

Dia mengatakan bahwa hingga saat ini tak satupun dari 75 mural yang dirusak atau ditimpa dengan gambar lain, yang menurutnya mencerminkan bahwa karya mural juga dihargai warga Nepal.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions