FISKAL & MONETER
Rabu, 28 Agustus 2013 10:37 wib
Rezkiana Nisaputra - Okezone
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
JAKARTA - Krisis yang terjadi di zona Euro dan Amerika Serikat (AS) telah menghantam pasar Asia. Untuk itu beberapa negara Asia telah menghimpun dana untuk persiapan menghalau krisis.
Sekretaris Komite Ekonomi Nasional (KEN) Aviliani menilai, untuk menghentikan tekanan dari mata uang Negeri Paman Sam, maka pemerintah bisa memanfaatkan dana bersama yang telah terhimpun dalam kerangka kerja sama dalam Prakarsa Chiang Mai.
"Pemerintah harus melakukan kebijakan dalam jangka pendek dengan menyiapkan likuiditas dolar AS. Jadi, Chiang Mai Initiative itu harus segera dimanfaatkan. Ini kan untuk mengatasi pelemahan Rupiah terhadap dolar, " ujar Aviliani ketika ditemui di Hotel Sultan Jakarta, semalam.
Dia menilai, dana yang ada di di dalam kerja sama ASEAN, Korea Selatan, China dan Jepang itu sedianya untuk sebagai dana cadangan bersama dalam mengamankan kondisi keuangan yang terjadi di negara anggota Prakarsa Chiang Mai. Menurutnya, langkah jangka pendek tersebut bisa menguatkan kembali nilai tukar Rupiah yang saat ini lemah.
Sekadar informasi, Pertemuan para Menteri Keuangan di kawasan ASEAN, Gubernur Bank Sentral ASEAN dan tiga negara di Asia Timur yakni Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan pada 3 Mei 2012, yang digelar di Manila, Filipina.
Dalam pertemuan tersebut, semua pihak setuju untuk menggandakan dana Prakarsa Chiang Mai dari USD120 miliar menjadi USD240 miliar, untuk mengatasi krisis moneter internasional. Prakarsa Chiang Mai atau Chiang Mai Initiative dibentuk pada 2000 dan merupakan dana krisis Asia yang bertujuan untuk mendukung negara-negara yang kesulitan likuiditas. ()
Berita Selengkapnya Klik di Sini