Kejatuhan nilai tukar rupee terhadap dollar AS terjadi sehari setelah India mengumumkan digulirkannya proyek infrastruktur berbiaya besar.
Nilai tular mata uang India, rupee terhadap dollar jatuh lagi hingga 4 persen atau menjadi 68,7 per dollar.
Jatuhnya nilai tukar rupee ini mencapai rekor terendah sepanjang sejarah dan terjadi saat kondisi ekonomi negara itu sedang terpuruk.
Kondisi terhadap rupee ini terjadi hanya sehari setelah pemerintah India menyetujui menyetujui Klik proyek pembangunan senilai US$28 miliar lebih, untuk meningkatkan kepercayaan investor asing dan langkah itu juga diharapkan bisa meningkatkan nilai mata uang rupee yang masih terus mengalami kecenderungan penurunan.
Nilai rupee terhadap dollar telah jatuh hingga 20 persen tahun ini dan menjadi salah satu uang di dunia yang mengalami performa buruk.
Kondisi ini juga diperburuk dengan ketakutan bahwa AS akan kembali menerapkan langkah stimulus lanjutan.
Bank Sentral AS menilai perlunya dilakukan pelonggaran likuiditas dalam perekonomian melalui kebijakan quantitative easing yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan.
Meski demikian Bank Sentral AS mengatakan akan kembali mengkaji kebijakan ini jika kondisi ekonomi mereka membaik.
Sejumlah analis memperkirakan upaya AS pengurangan pembelian obligasi atau tapering ini bisa jadi berlangsung mulai bulan depan.
Kondisi ini membuat banyak investor menarik dollar mereka dari pasar negara berkembang dan mengakibatkan nilai tukar uang sejumlah negara terhadap dollar dan kondisi pasar saham terpuruk.
Bursa saham di India, Thailand, Filipina dan Indonesia mengalami kejatuhan paling buruk sejak bulan Mei lalu.
Nilai tukar mata uang negara-negara itu terhadap dollar sangat rentan dan melemah cukup signifikan.
Di Klik Brasil pemerintah melakukan sejumlah langkah mengerem turunnya laju mata uang real. Sementara di Indonesia, Klik pengusaha sangat khawatir melihat rupiah yang lesu meski Klik pemerintah meluncurkan berbagai program penyelamatan.