Analis mengatakan jika isu Suriah terus berlanjut dikhawatirkan akan merembet ke persoalan lain.
Bursa saham Asia dilaporkan mengalami kejatuhan yang dipicu oleh kekhawatiran adanya langkah militer terhadap Suriah.
Indeks bursa jepang Nikkei turun 2 persen sementara di Korea Selatan, Kospi mengalami penurunan 1 persen.
Hal serupa juga terjadi di bursa Australia, ASX yang menunjukan penurunan 1 persen.
Penurunan ini mengikuti apa yang terjadi di bursa Eropa dan AS pada hari Selasa (28/08).
Spekulasi tentang adanya serangan ke Suriah juga memicu kekhawatiran terhadap ketersediaan minyak secara secara global.
Kekhawatiran ini telah memicu harga minyak mentah mencapai nilai tertinggi dalam 18 bulan terakhir.
Meski Suriah bukanlah produsen minyak yang cukup berpengaruh namun ada kekhawatiran serangan terhadap negara itu akan memicu ketidakstabilan kawasan timur tengah secara luas.
Selama ini timur tengah dikenal sebagai penghasil sepertiga kebutuhan minyak dunia.
"Jika Suriah menjadi isu yang tak terselesaikan dalam jangka panjang maka ini akan memicu persoalan lain seperti harga gas," kata Chris Costanzo, analis dari Tanglewood Wealth Management.
Isu soal Suriah juga mengakibatkan harga minyak mentah AS naik US$ 3,09 mendekati US$109,01 per barrel.
"Jika Suriah menjadi isu yang tak terselesaikan dalam jangka panjang maka ini akan memicu persoalan lain seperti harga gas"
Kekhawatiran serangan terhadap Suriah muncul menyusul tudingan adanya penggunaan senjata kimia dalam serangan di sekitar kawasan Damaskus akhir pekan lalu.
Serangan itu telah mengakibatkan lebih dari 300 orang tewas.
Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel telah mengatakan pasukan mereka siap melancarkan serangan ke Suriah jika Presiden Barack Obama memerintahkannya.
Analis mengatakan investor khawatir krisis di wilayah Suriah bisa terus berkembang dan mengakibatkan ketidakstabilan pada kondisi politik dan ekonomi kawasan sekitarnya.