Petani di pegunungan Peru menjadi pihak yang paling terimbas dampak badai salju.
Cuaca sangat dingin dan salju di beberapa negara Amerika Selatan telah mempengaruhi ribuan orang di sejumlah negara.
Cuaca dingin telah menewaskan sedikitnya tujuh orang di Peru, empat di Bolivia dan dua di Paraguay.
Otoritas juga menyebut cuaca buruk juga sebagai penyebab kematian sekitar 5.000 hewan ternak.
Badan prakiraan cuaca menyatakan cuaca dingin datang dari angin Antartika yang memasuki kawasan ini hampir sepekan lalu.
Jumat (30/08) kemarin, wakil menteri pendidikan Peru, Martin Vegas, mengatakan sekolah ditutup di 43 provinsi.
"Sekolah akan tetap tutup hingga pekan depan karena salju tebal diperkirakan masih akan turun," katanya.
Presiden Peru Ollanta Humala juga mengunjungi sejumlah kawasan yang terdampak paling parah awal pekan ini.
Dia mengatakan selimut dibutuhkan, termasuk obat-obatan dan baju.
Di Bolivia, jalan tertutup salju sehingga menggangu pasokan ke tambang-tambang di provinsi Inquisivi, di La Paz.
Pekerjaan di lima tambang di kawasan tersebut, yang mempekerjakan ribuan karyawan, juga telah dihentikan sejak akhir pekan akibat salju tebal.
Wartawan BBC melaporkan para pekerja tambang ini mulai kehabisan pasokan makanan.
Anomali cuaca juga terjadi di salah satu tempat terkering di Bumi, yaitu gurun Atacama di Cile utara, yang pada pekan ini justru tertutup salju.
Badan prakiraan cuaca mengatakan salju turun terbanyak terjadi di ibukota Santiago, yang terburuk dalam tiga dekade terakhir.