Created on Monday, 01 July 2013 23:17 Published Date
Jakarta, GATRAnews - Novel Tere Liye bertajuk Moga Bunda Disayang Allah diadaptasi ke layar lebar dengan sutradara Jose Poernomo. Fedi Nuril, Shandy Aulia, Chantika Zahra, Alya Rohali, dan Donny Damara, mengisi deretan pemeran film yang akan dirilis di bioskop pada 2 Agustus 2013 ini. Soundtrack film digarap Mely Goeslaw dan Anto Hoed. Film ini bercerita tentang seorang pemuda yang dihantui rasa bersalah, kemudian mengalami perubahan emosional dan mempengaruhi hidup seorang anak tuna rungu dan tuna netra berusia enam tahun.
"Awalnya aku menolak ketika ditawari dan kurang tertarik. Tapi ternyata ada adegan action di mana kapal menghadapi badai dan tengglam, Itu adegan paling menarik buat saya," kata Jose dalam jumpa pers di kawasan Menteng, Jakarta, Senin (1/7).
Sementara Melly mengaku sedang menunggu-nunggu tawaran dari film epik yang berbeda dengan film romantis melankolis yang biasa diisi soundtrack-nya oleh mereka. Duo pencipta lagu ini mengaku mengeksplorasi lirik dan memberikan musik yang cukup berbeda untuk Moga Bunda Disayang Allah.
"Memang kalau adegan aksi mahal seperti helikopter musiknya nggak menggambarkan itu. Tapi belajar dari lagu Skyfall misalnya, kan tidak menunjukkan sebagai lagu film action, dengan Adele sebagai penyanyinya. Ada garis dan rumus yang memang dicari juga oleh para pembuat film dari Melly," tutur Anto.
Senada dengan suaminya, Melly berpendapat bahwa lagu yang ia ciptakan tidak keluar dari kodrat, harmoni, lirik, dan nada khas Melly Goeslaw. "Memang saya selalu ingin membuat sesuatu yang beda. Tapi ada rumus yang nggak bisa saya langgar. Céline Dion pun cirinya begitu terus. Dua lagu di film ini mewakili dua tokohnya yang lembut dan kasar," kata personil Potret itu.
Lebih lanjut Jose menuturkan, awalnya konten cerita yang dirasa terlalu suram dan morbit kemudian diubah meski proyek tersebut sudah berjalan sebagian. Moga Bunda Disayang Allah disebut-sebut sebagai film action religi. Ia menilai perubahan fasa emosi karakter dari Fedi Nuril memang cukup sulit dan harus dieksplor sesuai desain sutradara. Peristiwa kapal tenggelam yang dialami karakter Karang yang diperankan Fedi Nuril disyuting tanpa stuntmen dengan Fedi sendiri. Selain itu adegan kecelakaan bus pun disebut-sebut dilakukan sendiri oleh para pemainnya
Untuk lokasi syuting selama tujuh minggu, beberapa di antaranya mustahil ditemukan di dunia nyata, sehingga Jose tidak mengotakkan satu tempat saja untuk syuting. Ia mengambil beberapa lokasi di Jawa Barat dan Banten, dibantu dengan ahli efek visual Adam Howard (Saving Private Ryan, Merah Putih) "Adam sudah sering mengerjakan efek visual untuk film Hollywood, juga dalam film seperti 308. Saya banyak belajar dari dia menyangkut menyiasati adegan action, dia punya trik untuk membuatnya lebih sederhana, padahal saya bayangin setnya bakal lebih gegap gempita," aku sutradara film Jelangkung tersebut.
Jose mengaku inginnya membuat film Moga Bunda Disayang Allah menjadi tiga jam, karena dirasa akan mampu menampung isi ceritanya dengan lengkap. Namun, ia menyesuaikan dengan penonton Indonesia yang dinilainya kurang suka dengan film berdurasi terlalu panjang, sehingga film ini ditentukan berdurasi dua jam saja. Biaya pembuatan film ini dikabarkan mencapai Rp 10-12 milyar.
Sutradara yang juga sebelumnya menggarap film Rumah Kentang ini mengaku tertarik menyelami adegan-adegan bawah air untuk karya-karyanya, termasuk dalam klip video Potret, Bagaikan Langit. "Saya memang suka underwater, horor pun saya bikin demikian dan jadi berkelanjutan. Makanya minta dikawal dengan teknik Hollywood dari Adam. Walaupun dia terlalu strict kalau nggak safety, tapi banyak yang akhirnya dibantu komputer grafis," tutur Jose, yang mengakui adegan tenggelamnya kapal di Moga Bunda Disayang Allah belum menyamai level film seperti Titanic. (*/Ven)
Berita Lainnya :