Tak disebutkan identitas pasti korban, namun diduga ia berasal dari keluarga miskin.
Seorang remaja India yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga dirawat di rumah sakit setelah diselamatkan dari rumah majikannya akibat siksaan parah di sekujur tubuh.
Sang majikan, perempuan usia 50an tahun, kini ditahan polisi dan diduga menyiksa si pelayan dengan pukulan serta sayatan senjata tajam.
Pegiat anti perdagangan manusia mengatakan remaja malang ini baru berusia 15 tahun tetapi menurut aparat umurnya sudah 18 tahun.
Kasus penyiksaan ini sekali lagi mengingatkan publik pada serangkaian kasus pelecehan pembantu rumah tangga di kota-kota besar India.
Jutaan perempuan dan anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, dari keluarga miskin dipekerjakan di India Sebagai pembantu rumah tangga dan kisah-kisah tentang penyiksaan dan eksploitasi tak pernah benar-benar berhenti muncul dari waktu ke waktu.
Tahun lalu polisi menahan sepasang dokter yang merantai tangan seorang pembantunya umur 13 tahun di Distrik Dwarka di Delhi, sementara pasangan itu berlibur ke Thailand.
Tetangga akhirnya menolong korban setelah mendengar jeritan dan tangisannya dari balkon rumah.
"Sangat mengerikan dan barbar"
Menteri Pembangunan Perempuan dan Anak Kiran Walia
Dalam kasus terakhir kali ini korban berasal dari sebuah suku di negara bagian Jharkhand, diselamatkan dari wilayah Vasant Kunj di Delhi hari Senin (30/09) malam dan langsung dibawa ke rumah sakit dengan luka parah di wajah, kepala dan punggung, lapor wartawan BBC Hindi, Faisal Mohammad Ali.
"Selama bertahun-tahun menyelamatkan bocah perempuan atau anak-anak saya belum pernah lihat kekejaman seperti ini," kata Rishi Kant dari kelompok anti perdagangan manusia Shakti Vahini kepada BBC.
"Ada luka parah di kepala, ada bekas luka sejenis gigitan di badan, kami segera bawa ke rumah sakit karena takut nanti jadi infeksi," tambahnya.
Polisi mengatakan majikannya disangka "menyebabkan terjadinya luka parah dengan senjata berbahaya, penyekapan tanpa dasar serta memaksanya sebagai pekerja paksa".
"Sangat mengerikan dan barbar," kata Menteri Pembangunan Perempuan dan Anak di Delhi, Kiran Walia setelah menengok korban di rumah sakit.
Di Indonesia kasus semacam ini juga tak asing, antara lain disorot akibat munculnya kasus penyiksaan PRT Klik Nirmala Bonat dan Klik Ceriyati saat bekerja di luar negeri.