Created on Saturday, 03 August 2013 11:35 Published Date
Jakarta, GATRAnews - Falcon Pictures merilis film La Tahzan yang mulai diputar di bioskop-bioskop Indonesia pada 2 Agustus 2013. La Tahzan yang dibintangi Ario Bayu, Joe Taslim, dan Atiqah Hasiholan, bercerita mengenai perjuangan hidup dan kisah cinta pekerja dan pelajar Indonesia yang tinggal di Jepang. Disutradarai oleh Danial Rifky, naskah La Tahzan disusun oleh Jujur Prananto (Ada Apa Dengan Cinta).
Awalnya film ini mengambil judul Orenji, yang kemudian berubah menjadi La Tahzan. Filosofi orenji alias jeruk adalah kelihatan manis dari luar, namun bagian dalamnya bisa jadi asam dan kecut, diambil menjadi pesan film ini. Menurut Jujur, banyak hal yang membuat orang Indonesia yang tinggal di Jepang jadi mengalami culture shock seperti ketatnya zona waktu atau sulitnya mempelajari stasiun, juga perbedaan pandang soal berganti agama dan keyakinan.
"Ada banyak perubahan dari draf naskah pertama dicocokkan dengan realita hasil observasi di Jepang, kisah berfokus pada cinta dan perjuangan menjadi background-nya," kata Jujur saat ditemui dalam acara pemutaran perdana film La Tahzan, di XXI Epicentrum, Jakarta, Senin (29/7).
Sementara, sutradara film La Tahzan Danial Rifki menceritakan latar belakang diangkatnya kisah ini karena pada kenyataannya memang di Indonesia ada generasi yang memimpikan Jepang karena populernya budaya Jepang dan setelah dewasa memimpikan untuk hidup di Jepang. Namun kenyataan kadang tidak sesuai dengan impian, karena budaya Jepang menghimpit mereka. "Bahasa dan huruf kanji sulit dipelajari. Saat itulah mereka mengucapkan kalimat La Tahzan atau jangan bersedih untuk membangkitkan semangat mereka yang senasib," kata Danial.
Sutradara yang emmulai debut pengarahan film dalam La Tahzan ini mengaku tertarik menggali tema spiritualisme, seperti yang dilakukannya utnuk film selanjutnya. La Tahzan berawal dari festival film pendek di Tokyo, di mana Danial berkesempatan bertemu orang-orang Indonesia yang tinggal di Jepang dan mendapatkan ide cerita dari pengalaman mereka.
Joe Taslim dipilih sebagai pemeran Yamnada, pria blasteran Jepang-Indonesia yang cukup fasih berbahasa Indonesia. Awalnya pihak pembuat film ingin mencari orang Jepang sungguhan, namun masalah komunikasi dan sulitnya menemukan orang Jepang yang bisa berbahasa Indonesia menjadi tantangan. Atiqah Hasiholan menunjukkan sisi manja dalam perannya sebagai Viona, bahkan membeli banyak mainan Hello Kity seperti seprei dan bantal.
La Tahzan juga memasukkan dua lagu dari almarhum Ustad Jefry Al-Buchory, yakni Amanah Cinta dan Bidadari Surga menjadi lagu temanya. (*/Ven)
Berita Lainnya :