
Sebagian pengunjuk rasa menjarah barang dari kantor Ikhwanul Muslimin.
Pengunjuk rasa antipemerintah di Mesir menyerbu kantor pusat Ikhwanul Muslimin yang mendukung Presiden Mohammed Morsi di ibukota Kairo.
Para pengunjuk rasa itu, Senin (01/07) pagi, menyerbu gedung yang terletak di kawasan Moqattam dan membakar beberapa bagian kantor.
Seorang pengunjuk rasa melepas tanda nama dari kantor, sementara pengunjuk rasa lain melambaikan bendera Klik Mesir dari salah satu jendela.
Beberapa orang kemudian tampak ke luar dari dalam gedung dengan menjarah peralatan kantor.
"Ini merupakan momen bersejarah. Ikhwanul Muslimin menghancurkan negara ini, jadi mencuri barang milik mereka dibenarkan," tutur seorang pengunjuk rasa, Mohammed, kepada kantor berita AFP.
"Amat berbahaya bagi satu entitas di masyarakat menempuh jalan kekerasan untuk mewujudkan perubahan, karena akan menarik yang lainnya untuk melakukan hal yang sama."
Banyak warga Mesir yang menuduh Presiden Morsi mengutamakan kepentingan Ikhwanul Muslimin daripada kepentingan negara.
Sementara itu juru bicara Ikhwanul, Gehad El-Haddad, mengkritik aparat keamanan yang gagal melindungi kantor dan memperingatkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk melindungi diri sendiri.
"Amat berbahaya bagi satu entitas di masyarakat menempuh jalan kekerasan untuk mewujudkan perubahan, karena akan menarik yang lainnya untuk melakukan hal yang sama," tegasnya kepada kantor berita Reuters.
Haddad menambahkan bahwa Komite Pembelaan Diri sudah terbentuk saat kerusuhan 2011 dan Biro Pengarah akan mengumumkan langkah yang diambil.
"Orang-orang tidak akan berdiam diri," tambahnya.
Unjuk rasa menentang Klik pemerintah pimpinan Presiden MohamadKlik Morsi mulai marak kembali sejak pekan lalu.
Hari Minggu 30 Juni Klik unjuk rasa mencapai puncaknya dan diwarnaiKlik kekerasan di beberapa tempat yang menurut Kementerian Kesehatan menyebabkan sediktnya 16 orang tewas dan 780 orang cedera.
Sehari setelah unjuk rasa tersebut, empat orang menteri mengundurkan diri.
Situs internet al-Watan menyebutkan keempatnya mundur sebagai solidaritas bagi rakyat.