JAKARTA - Dalam dua hingga tiga tahun ke depan, Jakarta bakal dikepung kemacetan sebagai imbas pembangunan infrastruktur Mass Rapid Transit (MRT) dan Monorel.
Terkait hal ini, Pemrov DKI Jakarta diminta untuk memberi pengertian kepada masyarakat, sekaligus menyiapkan strategi jitu untuk mengurangi kemacetan selama proses konstruksi megaproyek ini.
"Pemprov DKI Jakarta, khususnya dinas perhubungan, supaya bisa memperbaiki marka jalan atau rambu lalu lintas agar lebih jelas. Selain itu perlu ada pengalihan jalur kemacetan yang disebabkan proyek MRT dan monorel ini," kata calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari DKI Jakarta, Rommy, dalam keterangan persnya, Kamis (24/10/2013).
Dan yang paling penting, kata Rommy, adalah sosialisasi rute pengalihan jalan agar pengendara mengetahui titik-titik yang paling minimal tingkat kemacetannya.
Di samping itu, rute atau jalan alternatif diharapkan bersih dari pedagang kaki lima (PKL) dan parkir liar. Angkutan umum juga diharapkan tidak menaikan dan menurunkan penumpang serta mangkal di pinggir jalan.
"Lalu, penting sekali menambah armada bus Transjakarta dan feeder agar masyarakat merasa nyaman menggunakan kendaraan umum dan tidak berjejalan di dalam kendaraan umum seperti tumpukan ikan sarden kaleng," ujarnya.
Sebab, lanjut dia, dengan berjubel di kendaraan umum akan mempertinggi peluang kejahatan seperti pelecehan seksual, penjambretan. "Jika penumpang nyaman, tentunya perlahan-lahan akan mau meninggalkan mobil pribadi ketempat kerjanya," tutup Rommy.
(ded) 
