Budaya pop turut mempengaruhi peningkatan remaja yang mewarnai kulit mereka.
Para pelajar di Inggris kian gemar mewarnai kulit mereka dengan cat pewarna kulit.
Kegemaran yang kemudian membuat pusing sejumlah pengurus asrama karena pewarna itu ternyata merusak kasur dan perlengkapan tidur lainnya.
Cat yang dipakai untuk membuat kulit berwarna lebih gelap ini membuat ukuran kasur berubah dan meninggalkan jejak noda, kata John Winter salah satu pemilik asrama di kota Cardiff, Inggris.
Pada awalnya Winter mengira perubahan ini disebabkan oleh keringat selama para siswa tidur.
"John [pemilik] tidak tahu apa penyebab jejak aneh berwarna orange yang banyak terdapat di kasur di asrama ini. Bentuknya kurang lebih seperti badan, anda dapat melihat pergelangan tangan, kaki dan bahu," kata Joe Harris, salah satu manajer di asrama tersebut.
"Persentase penghuni siswa perempuan di sini sangat tinggi, sehingga peristiwa ini lebih sering kami jumpai. Hampir di setiap kamar, kita dapat melihat jejak pewarna kulit," kata dia.
Harris mengatakan masalah itu membuat mereka harus mengeluarkan biaya lain untuk mengganti kasur-kasur yang telah berubah bentuk ini.
Dengan kasur baru seharga £30 (Rp500.000) ditambah pajak, para pemilik asrama harus melakukan upaya proaktif untuk mengurangi kerusakan ini.
"Kami mencoba mendidik para pelajar ini dan hasilnya cukup baik, dari tiga tahun lalu kami harus mengganti 220 sprei, kini kami hanya mengganti 147 buah"
"Kami mencoba mendidik para pelajar ini dan hasilnya cukup baik, dari tiga tahun lalu kami harus mengganti 220 sprei, kini kami hanya mengganti 147 buah," kata dia.
Namun Harris mengakui fenomena yang muncul sejak empat tahun yang lalu ini belum selesai, karena para siswa kian tertarik untuk mewarnai kulit mereka.
"Ada beberapa orang yang berwarna oranye bisa ditemui di Cardiff," tambahnya.
Ahli kecantikan Carina Barcoe mengatakan masalah ini bisa dihindari dengan memakai piyama yang longgar.