Vorayuth Yoovidhaya disangka menjadi pelaku tabrak lari dengan Ferrarinya.
Aparat di Thailand sedang memburu salah satu cucu pewaris kerajaan bisnis merek Red Bull, Chaleo Yoovidhaya, karena ia mangkir dari pemeriksaan di pengadilan.
Sang cucu, Vorayuth Yoovidhaya, 28, dituding menyebabkan kematian seorang polisi dalam kecelakaan dengan Ferrari-nya September tahun lalu.
Kuasa hukum Vorayuth mengatakan kliennya tiba-tiba jatuh sakit di Singapura sehingga tak bisa kembali ke Thailand untuk mendengar sidang dakwaaannya.
Jaksa penuntut akan mencari surat perintah penahanan hari ini, Selasa (03/09).
"Dia tiba-tiba jatuh sakit sehingga tak memungkinkan pulang hari ini," kata kuasa hukumnya, Thanit Buakeaw.
Sang pengacara membantah Vorayuth mencoba kabur dari Thailand dan mengatakan akan kembali dalam tiga hari untuk mengikuti proses hukum.
Tuntutan hukuman untuk kasus tabrak lari yang berakibat pada kematian korban bisa diancam hukuman 10 tahun penjara di Thailand.
Pembacaan dakwaan terhadap pria kaya raya ini sudah beberapa kali ditunda tahun lalu, dan akibatnya sangkaan mengebut harus batal karena daluwarsa.
Tim investigasi awal juga sempat dibubarkan karena ada seorang pejabat yang diduga menutup-nutupi kejahatan Vorayuth.
Kakek tersangka, Chaleo Yoovidhaya, yang meninggal dunia awal tahun ini, merupakan miliuner dari usaha produksi minuman berenergi merek Red Bull.
Majalah bisnis Forbes menulis dalam daftar 40 orang terkaya di Thailand dan keluarga Yoovidhaya berada pada peringkat empat tahun 2013.
Kasus hukum anggota keluarga orang berpengaruh ini mengingatkan publik Indonesia pada Klik kasus kecelakaan Rasyid Rajasa, bungsu Menko Perekonomian Hatta Radjasa.
Rasyid hanya Klik dijatuhi hukuman ringan untuk kecelakaan yang menewaskan dua korban pada pagi tahun baru itu dan bahkan tak perlu menjalani tahanan di penjara karena dikenai hukuman percobaan.