PASURUAN - Nasib nahas dialami satu keluarga yang berniat berwisata menikmati pemandangan matahari terbit di Gunung Bromo, Pasuruan, Jawa Timur. Keluarga yang terdiri dari pasangan suami-istri serta seorang balita itu tewas di penginapan kawasan Desa Ngadiwono, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan.
Ketiga korban yakni Madali (45), Maseni (40), dan Ramadhan (4) yang ditemukan tewas dalam kondisi lemas. Dugaan sementara, para korban keracunan karbon monoksida yang berasal dari tungku perapian arang.
Asap beracun itu terhirup para korban di dalam kamar yang tertutup rapat. Mereka sengaja membawa tungku perapian dari arang untuk mengusir hawa dingin.
Sesaat setelah ditemukan keluarganya dalam kondisi lemas, ketiga korban sempat dievakuasi ke Puskesmas Tosari. Namun, nyawanya tidak berhasil diselamatkan.
Keterangan yang dihimpun, sekeluarga asal Kelurahan Joglo, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, itu sedianya akan berlibur di Gunung Bromo melalui Jalur Tosari. Mereka menyewa penginapan milik warga.
Sembari menunggu matahari terbit, mereka tidur di dalam kamar. Nahasnya, tungku perapian tersebut juga dimasukkan ke kamar yang tertutup rapat.
Keluarga baru mengetahui saat korban dibangunkan untuk menuju puncak Gunung Bromo.
"Kami menginap di dua kamar yang berbeda. Kami memang menggunakan tungku perapian untuk mengusir hawa dingin. Kami tidak menyangka, rencana berlibur akan berakhir seperti ini," kata Amalia (22), anak korban yang selamat.
Kasat Reskrim Polres Pasuruan AKP Supriyono mengungkapkan, pihaknya sudah meminta keterangan saksi-saksi. Dugaan sementara, penyebab kematian ketiga korban karena menghirup udara yang mengandung karbon monoksida dari pembakaran arang.
"Pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi. Mereka menyadari bahwa musibah ini karena unsur kecelakaan," terang Supriyono.
(Koran SI / Arie Yoenianto / trk) 
