HAMPIR semua permasalahan hidup rentan membuat orang menjadi depresi, salah satunya perceraian. Untuk masalah yang satu ini tentunya diperlukan bantuan dari dokter guna menyembuhkan gangguan tersebut.
Sebuah tim di University of Arizona mengamati data dari penelitian The Midlife Development in the United States (MIDUS). Mereka membandingkan setiap orang yang telah berpisah atau bercerai dengan seseorang secara terus menerus.
Kemudian, ditemukan hampir 60 persen dari orang yang bercerai dengan riwayat depresi selama masa tindak lanjut dan sama pada mereka yang memiliki riwayat depresi tetapi tidak bercerai. Sedangkan mereka yang bercerai tetapi tidak memiliki riwayat depresi hanya sepuluh persen.
"Orang dengan riwayat depresi lalu mengalami perceraian pantas mendapatkan perhatian khusus untuk memperoleh dukungan dan layanan konseling,"ujar David Sbarra, pemimpin penelitian mengatakan dalam The Journal Clinical Psychological, seperti dikutip Netdoctor.
Sementara, angka-angka terbaru dari The Office for National Statistics menunjukkan bahwa 42 persen dari pernikahan di Inggris berakhir dengan perceraian. (ind)